Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan migas asal Rusia, Rosneft dan PT Pertamina (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dalam Forum Ekonomi International di St. Petersburg guna bekerjasama dalam bisnis migas, baik dari hulu hingga ke tahap penyulingan.
Berdasarkan keterangan resmi dari pihak Rosneft yang dikutip pada Minggu (21/6), nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Ketua Dewan Manajemen Rosneft Igor Sechin dan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto.
“Perjanjian ini menyediakan kerjasama untuk mempelajari bersama potensi daerah antara kedua perusahaan, terutama dalam bisnis hulu hidrokarbon di Rusia dan Indonesia, pemasaran dan logistik (penyimpanan, minyak dan produk minyak), serta penyulingan minyak di Indonesia,” tulis keterangan resmi tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, lanjut manajemen Rosneft, kedua pihak sepakat untuk meninjau kemungkinan kemitraan di bidang minyak, produk minyak, petrokimia, liquified petroleum gas (LPG) dan pasokan liquified natural gas (LNG) ke Indonesia.
“Kemitraan dengan Pertamina, salah satu pemimpin pasar energi Indonesia, membuka kemungkinan gerai ekspor baru untuk Rosneft. Selain itu, sejalan dengan perjanjian, Rosneft dapat memperoleh akses ke konsumen akhir dari negara ekonomi terbesar Asia Tenggara dan negara pengimpor minyak tersebut,” jelas manajemen.
Rosneft adalah pemimpin industri minyak Rusia dan salah satu perusahaan perdagangan minyak dunia. Kegiatan Rosneft antara lain eksplorasi hidrokarbon dan produksi, proyek lepas pantai hulu, penyulingan hidrokarbon, minyak mentah, dan gas serta pemasaran produk di Rusia dan luar negeri.
Perusahaan ini termasuk dalam daftar perusahaan strategis dan organisasi dari Rusia. Pemegang saham Perusahaan utama (69,50 persen) adalah OJSC ROSNEFTEGAZ, sebuah perusahaan milik negara Rusia 100 persen. Sementara BP (British Petroleum) memiliki 19,75 persen saham, dan sisanya 10,75 persen saham diperdagangkan oleh publik.
(gir/gir)