Bangun Terminal BBM, Pertamina Incar Lonjakan Pangsa Pasar

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Minggu, 21 Jun 2015 14:30 WIB
Pertamina juga menargetkan penaikan market share di produk Marine Fuel Oil (MFO) dan High Speed Diesel (HSD) hingga 10 persen.
Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (depan) bersama sejumlah stafnya menyaksikan proses pencegahan dan pemadaman terjadinya kebakaran ketika mengunjungi Terminal BBM Pertamina Teluk Kabung, Sumbar, Sabtu (21/3). (ANTARA FOTO/Saptono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan migas pelat merah, PT Pertamina (Persero) memastikan proyek Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Sambu dan Tanjung Uban yang berkapasitas total 500.000 kiloliter (KL) dengan investasi US$ 156 juta itu akan tuntas tepat waktu pada semester 1 2016. Pertamina juga menargetkan penaikan pangsa pasar di produk Marine Fuel Oil (MFO) dan High Speed Diesel (HSD) hingga 10 persen.

“Saat ini pelaksanaan proyek masih on the track. Kami harapkan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) selaku pelaksana EPC dapat menuntaskan pekerjaan sesuai waktu yang telah dicanangkan atau jika memungkinkan akan lebih cepat lagi,” ujar Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina dalam keterangan resmi, Minggu (21/6).

Ia menjelaskan, Pertamina membangun Terminal Automation System serta blending untuk produk HSD dan MFO berstandar internasional di TBBM Sambu. Dengan proyek ini kapasitas TBBM Sambu yang telah berdiri sejak 1897 itu akan meningkat hingga mencapai 300.000 KL dengan dermaga berkapasitas LR 100 ribu DWT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara, untuk TBBM Tanjung Uban, Pertamina membangun tangki timbun dengan kapasitas sebesar 200.000 KL lengkap dengan Terminal Automation System dan dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT. TBBM Tanjung Uban dilengkapi dengan fasilitas blending migas yang dapat meningkatkan fleksibilitas pembelian impor produk Premium atau HOMC 92 dan Naphta.

“TBBM Sambu dijadwalkan tuntas pada Maret 2016, sedangkan TBBM Tanjung Uban pada Juni 2016. Investasi yang direncanakan hingga proyek tuntas senilai US$ 94 juta untuk TBBM Sambu dan US$ 62 juta untuk TBBM Tanjung Uban,” ungkap Dwi.

Dwi mengatakan apabila TBBM Sambu tuntas, maka akan menjadikan babak baru bagi Pertamina yang akan berperan sebagai Storage and Blending Facility Provider.

“Selain diperlukan untuk mendukung ketahanan energi, keberadaan fasilitas tersebut dapat mendukung bisnis oil trading perusahaan di wilayah regional Asia Tenggara di masa mendatang, khususnya untuk jenis bahan bakar MFO dan HSD standard internasional,” jelasnya.

Penaikan Pangsa Pasar

Dengan beroperasinya TBBM Sambu yang diproyeksikan akan memiliki kapasitas 800.000 KL di masa mendatang, Dwi mengharapkan Pertamina mampu memperoleh market share MFO dan HSD antara 5-10 persen, atau naik signifikan dari posisi saat ini yang masih dibawah 1 persen.

“Total market MFO dan HSD di Selat Malaka mencapai sekitar 45 juta KL per tahun,” jelasnya.

Adapun, dengan TBBM Tanjung Uban akan menjadi Super Terminal Mogas untuk mendukung ketahanan stok migas dan premium nasional. Keberadaan TBBM Tanjung Uban dengan fasilitas blending, juga dapat mengurangi pembelian impor secara spot dan memberikan fleksibilitas impor produk dengan memanfaatkan kelebihan naphta dari kilang. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER