Jakarta, CNN Indonesia -- Kegagalan Yunani membayar utang senilai US$ 1,8 miliar kepada IMF dan sikap IMF yang tak mau membahas proposal dana talangan baru, berbuntut panjang. Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras kembali ke mode 'Perang' melawan IMF dan kreditur Uni Eropa.
Dalam sebuah siaran televisi, seperti dikutip Reuters, Tsipras terang-terangan kembali menegaskan sikapnya menolak paket penyelamatan dan meminta rakyatnya memilih "Tidak" dalam referendum yang bakal digelar pada Minggu (5/7) mendatang. “Yunani sedang diperas,” katanya.
Dia menegaskan, Yunani harus memilih “Tidak” untuk memperkuat posisi Yunani dalam negosiasi setelah referendum. Anehnya, sikap ini muncul hanya beberapa jam setelah Tsipras 'melunak' dan bersedia menerima hampir semua persyaratan kreditur Uni Eropa untuk mendapatkan bantuan setelah Yunani gagal membayar utangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para pemimpin Eropa yakin bahwa pilihan “Tidak” jelas akan membawa Yunani keluar dari zona euro atau kembali ke mata uang lama: drachma. Diyakini, jika ini terjadi, maka kredibilitas euro dan sistem mata uang tunggal di Eropa akan terdampak.
Seperti diketahui, Tsipras awalnya menolak proposal dana talangan disertai sejumlah persyaratan dari kreditur di IMF. Tapi pada Selasa (30/6) malam, dia menuliskan sikapnya kepada pemimpin Eropa dan IMF, yang menerima hampir semua persyaratan yang diajukan.
Para menteri keuangan Uni Eropa pun menggelar rapat pada Rabu (1/7) kemarin untuk mendiskusikan surat Tsipras. Mereka sepakat untuk tak mengadakan pembicaraan apapun sampai hasil referendum diketahui. Pasca keputusan ini, Tsipras memutuskan untuk mengambil sikap berseberangan.
Menanggapi sikap terbaru Tsipras itu, Presiden Dewan Eropa Donald Tusk mengatakan Uni Eropa bermaksud membantu Yunani. “Tapi tak bisa membantu siapapun kalau bertentangan dengan kehendaknya,” katanya, dalam sebuah cuitan di akun Twitternya. “Lebih baik menunggu hasil referendum Yunani.”
Meskipun nanti referendum memilih “Ya”, perjanjian penyelamatan perekonomian yang baru butuh berminggu-minggu negosiasinya. Dan Yunani pun tampaknya harus memilih pemerintahan yang baru.
“Bagaimana Anda mengharapkan (Pemerintahan) Eropa menyetujui
bailout ketiga ketika pemerintah Yunani secara aktif berkampanye dalam referendum untuk menolak persyaratan
bailout kedua?” kata James Nixon, ekonomis dari Oxford Economics, seperti dikutip CNNMoney.
(ded/ded)