Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih rentan terkoreksi pada perdagangan hari ini, Selasa (7/7) akibat sentimen negatif krisis utang Yunani.
William Surya Wijaya, Analis PT Asjaya Indosurya Securities memperkirakan indeks akan bergerak di kisaran 4911 – 5015. Kendati demikian, IHSG masih berpotensi untuk naik, di mana dalam jangka panjang trennya positif.
"IHSG sedang mengalami fase konsolidasi, investor sedang terombang ambing oleh berita berita negatif tentang Yunani," ujarnya memalui riset, Senin (6/7) malam.
William mengatakan fokus investor seharusnya lebih mengarah pada perkembangan ekonomi dalam negeri yang cenderung stabil. Menurunya, jangan sampai kondisi positif ekonomi nasional justru tertutup oleh kepanikan karena berita luar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ddiharapkan kita tidak terjebak oleh paradigma yang menyebabkan timbulnya kepanikan yang berlebihan. Fokus pada kondisi negara di mana kita tinggal," tuturnya.
Kewaspadaan sangat diperlukan, kata William, namun ketenangan lebih diutamakan. Dia menilai tekanan yang terjadi pada IHSG sifatnya wajar dan sehat.
"Proses kenaikan akan selalu diiringi dengan fase koreksi sehat. Support saat ini berada pada level 4911 dengan target resistance berada pada level 5015," jelasnya.
Adapun saham-saham yang direkomendasikan Indosurya antara lain: KAEF, ASII, INDF, AKRA, BWPT, BBCA, dan BBNI.
Prediksi pesimis justru ditunjukan oleh PT Sinarmas Sekuritas. Melalui Sinarmas Investment Research, sekuritas itu memperkirakan IHSG akan bergerak melemah di kisaran level 4882-4930.
Investor, menurut Sinarmas, tengah menantikan rilis cadangan devisa nasional yang sebelumnya sebesar US$ 110,8 miliar.
Berikut beberapa saham yang direkomendasikan Sinarman: SSMS, LSIP, MPMX, dan LPKR.
(ags)