Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kalbe Farma akan membangun pabrik biosimilar di Cikarang, Jawa Barat dan dijadwalkan mulai beroperasi pada 2018. Perusahaan farmasi pelat merah ini memastikan pabrik senilai US$ 50 juta itu akan menghasilkan obat jenis baru yang dikhususkan bagi pasar domestik.
"Pabrik biosimilar baru ini rencananya hanya akan memproduksi Erythropoietin (EPO), yaitu sebuah obat yang rencananya bisa meningkatkan sel darah merah. Memang untuk pabrik baru ini kami rencanakan hanya akan produksi satu jenis obat terlebih dahulu," terang Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan, Vidjongtius di Jakarta, Selasa (7/7).
Pria yang akrab disapa Vidjong ini menambahkan, perusahaan akan menambah produk baru jika teknologinya tersedia dan keuangan perusahaan mencukupi. Pasalnya, investasi untuk penambahan jenis obat baru terbilang sangat mahal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami masih belum memikirkan nanti produk kedua maunya apa. Kita akan pikirkan mau menambah atau tidak setelah tahun 2018. Tapi yang jelas, produk ditambah apabila kami juga menambah teknologi baru," jelasnya.
Vidjong menambahkan bahwa produk baru tersebut hanya akan dipasarkan bagi pasar domestik terlebih dahulu. Menurutnya, ekspor produk EPO dimungkinkan di masa depan, terutama ke negara-negara Asia Tenggara.
Kendati telah merencanakan produk baru yang akan diproduksi, namun perusahaan masih belum menghitung berapa kontribusi penjualan produk ke depannya terhadap total penjualan perseroan secara keseluruhan. Vidjong mengatakan bahwa dibutuhkan waktu lebih bagi produk baru untuk bisa masuk ke pasaran.
"Untuk kontribusinya sendiri ke penjualan, kami belum tahu berapa. Bahkan kami juga belum tahu berapa kapasitas pabrik biosimilar yang akan kami bangun ini," katanya.
Pabrik biosimilar ini direncanakan akan dibangun pada Agustus 2015 yang menelan dana sekitar US$ 30 juta hingga US$ 50 juta. Pabrik tersebut diharapkan selesai dalam jangka waktu dua tahun dan bisa menyelesaikan proses sertifikasi selama satu tahun.
Pembiayaan pembangunan pabrik tersebut murni menggunakan kas internal perusahaan dan masuk ke dalam rencana belanja modal perusahaan sebesar Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun pada tahun ini. Pada tahun pertama pembangunan, perusahaan akan menggelontorkan 30 persen dana terlebih dahulu dan 70 persen sisanya digelontorkan di tahun kedua pembangunan.
(ags/ags)