Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal waspada terhadap fenomena anjloknya bursa saham China pada perdagangan kemarin, Rabu (8/7). Gubernur BI Agus D.W. Martowardjojo mengatakan kekhawatiran akan muncul jika pelemahan bursa China terus terjadi.
"Kami waspadai ini. Ekonomi China sangat dekat dengan ekonomi Indonesia. Kita mesti waspadai kalau ada perlambatan ekonomi di China," ujar Agus di Gedung BI Pusat, Rabu (8/7) malam.
Agus menilai pertumbuhan pasar modal China memang sangat pesat dan mengagumkan. Menurutnya, koreksi tajam bursa saham China hingga 30 persen belum seberapa dibandingkan dengan tingginya pertumbuhan pasar modal Negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justru, lanjut Agus, yang mesti menjadi perhatian adalah pergerakan pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang melambat dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi China turun seiring dengan menurunnya harga komoditas global.
Berdasarkan studi BI, kata Agus, setiap 1 persen pelemahan ekomomi China akan memberi dampak pelemahan 0,4-0,6 persen terhadap pereonomian Indonesia.
"Jadi itu betul-betul harus diperhatikan," ujarnya.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan BI sudah memantau pelemahan pasar modal China sejak tiga minggu lalu. Ia menilai kebijakan Bank Sentral China yang menurunkan suku bunga menjadi 5,1 persen yang direspon negatif oleh para pelaku pasar menjadi pemicunya.
Menurutnya, risiko pelambatan ekonomi China berpeluang berlanjut jika pemerintahnya tidak merespon dengan cepat.
"Penurunan suku bunga dan giro wajib minimum mereka itu setidaknya kita harap kendalikan pelambatan ekonomi mereka," ujarnya.
(ags/ags)