Bank Indonesia: Koreksi Tajam Bursa China Patut Diwaspadai

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2015 08:22 WIB
Bank Indonesia mengingatkan kedekatan ekonomi China dengan Indonesia bisa menjadi transmisi negatif pemburukan bursa saham Negeri Tirai Bambu ke dalam negeri.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kedua kiri). (Antara Foto/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal waspada terhadap fenomena anjloknya bursa saham China pada perdagangan kemarin, Rabu (8/7). Gubernur BI Agus D.W. Martowardjojo mengatakan kekhawatiran akan muncul jika pelemahan bursa China terus terjadi.

"Kami waspadai ini. Ekonomi China sangat dekat dengan ekonomi Indonesia. Kita mesti waspadai kalau ada perlambatan ekonomi di China," ujar Agus di Gedung BI Pusat, Rabu (8/7) malam.

Agus menilai pertumbuhan pasar modal China memang sangat pesat dan mengagumkan. Menurutnya, koreksi tajam bursa saham China hingga 30 persen belum seberapa dibandingkan dengan tingginya pertumbuhan pasar modal Negeri Tirai Bambu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Justru, lanjut Agus, yang mesti menjadi perhatian adalah pergerakan pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang melambat dalam lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi China turun seiring dengan menurunnya harga komoditas global.

Berdasarkan studi BI, kata Agus, setiap 1 persen pelemahan  ekomomi China akan memberi dampak pelemahan 0,4-0,6 persen terhadap pereonomian Indonesia.

"Jadi itu betul-betul harus diperhatikan," ujarnya.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan BI sudah memantau pelemahan pasar modal China sejak tiga minggu lalu. Ia menilai kebijakan Bank Sentral China yang menurunkan suku bunga menjadi 5,1 persen yang direspon negatif oleh para pelaku pasar menjadi pemicunya.

Menurutnya, risiko pelambatan ekonomi China berpeluang berlanjut jika pemerintahnya  tidak merespon dengan cepat.

"Penurunan suku bunga dan giro wajib minimum mereka itu setidaknya kita harap kendalikan pelambatan ekonomi mereka," ujarnya. (ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER