Jakarta, CNN Indonesia -- PT Aneka Tambang (Persero) Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (
Memorandum of Understanding/MoU) kerja sama pembangunan pabrik smelter grade alumina (SGA) senilai US$ 1,8 miliar di Mempawah, Kalimantan Barat.
“Kerjasama Antam dengan Inalum merupakan langkah penting dalam upaya kami untuk terus meningkatkan nilai cadangan bauksit Indonesia yang besar serta mendukung sinergi antar BUMN,” ujar Direktur Utama Aneka Tambang (Antam), Tedy Badrujaman dalam keterangan resmi, Rabu (8/7).
Direktur Utama Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Winardi mengatakan kemitraan dengan Antam akan mendukung keberadaan industri hilir bauksit di Indonesia dalam memberikan nilai tambah. "Kerjasama ini juga akan menjadi momentum positif untuk mendukung integrasi bisnis di komoditas bauksit,” jelasnya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana kerjasama antara Antam dan Inalum antara lain mencakup pencarian, evaluasi dan seleksi calon mitra untuk pembangunan pabrik SGA, penetapan skema kerjasama, persiapan pendirian perusahaan patungan dan melakukan kajian komprehensif diantaranya dalam hal aspek legal, finansial serta teknis-operasional.
Direktur Pengembangan Antam, Johan Nababan mengatakan untuk tahap awal, perusahaannya akan bermitra dengan Inalum dalam pembangunan proyek smelter grade alumina senilai US$ 1,8 miliar di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Setelah itu, Antam akan menggelar tender untuk mencari pihak ketiga sebagai pelaksana proyek tersebut.
"Jadi dengan Inalum nanti kami berdua jadi mayoritas, kemudian mencari pihak ketiga. Sekarang masuk tahap pembahasan tender dan pemilihan pihak ketiga," tutur Johan kepada CNN Indonesia di Jakarta, belum lama ini.
Johan mengungkapkan, manajemen Antam menargetkan bisa melakukan ground breaking pada kuartal II 2016. Sementara itu, terkait siapa saja pihak ketiga yang sudah tertarik untuk terlibat dalam proyek tersebut, Johan menyatakan ada perusahaan dari tiga negara.
"Ada dari Dubai Alumunium (Dubal), Rusia Alumunium (Rusal), dan dari Tiongkok," tutur Johan.
Sebagai informasi, Inalum merupakan pelopor dan perusahaan pertama di Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium. Inalum didirikan pada tanggal 6 Januari 1976 dan sebelumnya merupakan perusahaan patungan dengan Pemerintah Indonesia dengan Nippon Asahan Aluminium Co Ltd.
Pada tanggal 19 Desember 2013 Pemerintah Indonesia mengambil alih saham yang dimiliki pihak konsorsium Jepang itu sehingga sepenuhnya menjadi milik Pemerintah Indonesia.
(ags)