Jakarta, CNN Indonesia -- Fluktuasi yang terjadi di bursa Shanghai China tak juga mereda. Hal itu membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terimbas negatif dengan melemah 1,16 persen ke level 4.814 di perdagangan sesi I pada Kamis (9/7).
Kepala Riset PT First Asia Capital David Sutyanto mengatakan indeks Shanghai kembali mengalami fluktuasi yang tinggi sejak pembukaan perdagangan hingga siang hari. Indeks Shanghai dibuka anjlok 2,13 persen dan kemudian melangit hingga 1,3 persen di siang hari.
"Saya setuju memang China lebih berbahaya daripada Eropa karena dekat dan porsi transaksi itu besar dengan kita. Mengkhawatirkan karena memang isinya penjudi semua," ujar David ketika dihubungi CNN Indonesia, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai aturan baru tentang margin dari otoritas bursa China belum begitu berdampak signifikan. David juga menilai para spekulan pasti mencari celah untuk bisa melakukan transaksi spekulatif.
"Kalau indeks Shanghai terus terusan konyol seperti ini memang agak mengkhawatirkan. Misalnya seperti ini terus sampai akhir tahun, saya tidak yakin IHSG bisa kembali lagi ke level 5.000," ungkapnya.
Dari dalam negeri, David menilai pelemahan juga didorong oleh lesunya transaksi selama Ramadan. Ia menilai pelaku pasar cenderung menahan diri dan menunggu rilis data ekonomi pada kuartal II.
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menambahkan krisis margin yang terjadi di Bursa Shanghai, akhirnya menjalar ke Bursa New York, setelah indeks Dow Jones Industrial (DJI) semalam terkoreksi 261,49 poin (turun 1,47 persen) sehingga ditutup pada level 17.515,42.
"Padahal, indeks dari bursa di kawasan Eropa semalam cenderung bergerak naik, sebagai pertanda bahwa Krisis Yunani terlihat mulai mereda," ujar Satrio.
Meskipun demikian, ia menilai koreksi dalam pada indeks Dow Jones Industrial (DJI) tersebut terlihat hanya direspons terlalu negatif oleh bursa di kawasan Asia. Meski indeks Shanghai pagi ini masih berjalan dengan koreksi sebesar 2,5 persen, Indeks Hang Seng pagi ini running dengan kenaikan tipis, kurang dari 0,1 persen, sedangkan indeks Strait Times terkoreksi agak dalam, 0,76 persen.
"Sentimen yang masih cenderung negatif dari bursa regional ini, diperkirakan masih akan membuat IHSG bergerak
flat-turun," jelasnya.
Kemarin, lanjutnya, Bank Dunia menurunkan proyeksi Ekonomi Indonesia menjadi 4,7 persen dari 5,2 persen. Sentimen negatif dari berita tersebut, kata Satrio, sepertinya bakal memberikan tekanan bagi pergerakan IHSG jangka pendek.
"Pemodal sebaiknya menunggu sampai IHSG menyelesaikan fase
bottoming, sebelum memulai untuk melakukan
positioning," ungkap Satrio.
Sebelumnya, indeks Shanghai di China akhirnya ditutup meluncur 5,9 persen ke level 3.507 pada Rabu (8/7). Sebagian besar saham yang tercatat di indeks jeblok 10 persen, yang merupakan batas maksimum pelemahan sebelum perdagangannya dihentikan.
Untuk diketahui, sebelumnya bursa Shanghai meningkat tajam hingga 59 persen sejak awal tahun ini hingga 12 Juni 2015 ke level 5.166. Namun kemudian runtuh hingga level 3.727 atau 32 persen dari posisi puncak, pada penutupan hari ini.
Pemerintah China kini melakukan segala sesuatu untuk bisa menyelamatkan pasar. Bank Sentral China telah memangkas suku bunga ke rekor terendah, sedangkan broker telah berkomitmen untuk membeli miliaran nilai saham. Sementara itu regulator pasar modal telah mengumumkan aturan suspensi IPO yang baru.
Menurut Bespoke Investment Group, pasar saham China kini kehilangan US$ 3,25 triliun. Jika dibandingkan, nilai tersebut lebih dari ukuran seluruh pasar saham Perancis dan sekitar 60 persen dari pasar Jepang.
(gen)