Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah perusahaan China bersiap untuk mengalihkan modalnya ke Indonesia. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengungkapkan setidaknya sudah dua perusahaan kapal asal Negeri Tirai Bambu yang sudah menyatakan minat tersebut, di mana salah satunya menganggarkan US$ 100 juta.
Tamba Hutapea, Deputi Perencanaan Penanaman Modal BKPM menjelaskan komitmen investasi dua pemodal China itu terjaring ketika BKPM mempromosikan potensi investasi Indonesia di Kota Hangzhou, Porvinsi Zhejiang, China. Bahkan salah satu perusahaan perkapalan China telah menyampaikan nilai investasi sebesar US$ 100 juta, dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja mencapai 1.000 orang.
"Satu investor China ini sangat serius berinvestasi di Indonesia, karena sudah melalukan riset dan perhitungan bisnisnya," ujar Tamba melalui keterangan resmi BKPM, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Tamba, hanya baru satu perusahaan yang terbuka soal rencana investasinya. Perusahaan tersebut tertarik untuk mendirikan pabrik kapal di Banten, Jawa Barat dengan kapasitas produksi 30-50 unit kapal per tahun.
"Khususnya untuk kapal berkapasitas sedang 10.000-20.000 DWT," katanya.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan pihaknya sengaja menjadikan Zhejiang sebagai lokasi pemasaran investasi karena wilayah tersebut merupakan salah satu pusat industri perkapalan di Tiongkok.
"Di Zhejiang terdapat 359 industri kapal dengan produksi mencapai 7,8 juta DWT pada tahun 2014," tuturnya.
Menurutnya, BKPM akan memfasilitasi minat investasi serius ini agar dapat segera terealisasi. Fasilitasi yang dilakukan antara lain dengan menginformasikan kesiapan lokasi serta menghubungkan dengan mitra lokal jika diperlukan.
Sebagai informasi, BKPM menyelenggarakan pemasaran investasi di China pada 8-10 Juli 2015. Dalam event yang bekerjasama dengan Bank of China tersebut, BKPM memfokuskan pada sektor perkapalan dan industri tekstil.
Sepanjang Oktober 2014-Mei 2015 BKPM telah menerima minat investasi sektor perkapalan senilai US$ 9,3 miliar. Menurutnya, jika terealisasi, maka berpotensi menyerap tenaga kerja langsung hingga 700 ribu orang.
"Hitungan kasar BKPM, setiap investasi US$ 1 juta dapat menyerap 75 tenaga kerja langsung," jelas Tamba.
Berdasarkan laporan World Investment Report 2015, investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang masuk ke Indonesia pada tahun lalu mencapai US$ 23 miliar atau tumbuh 20 persen.
Pertumbuhan investasi Indonesia, jauh di atas pertumbuhan investasi Singapura yang hanya 4 persen dan Vietnam yang sekitar 3 persen.
(ags/gen)