3 Perusahaan Taiwan Siap Jadikan Indonesia Basis Produksi

Elisa Valenta Sari & Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 02 Jul 2015 12:52 WIB
BKPM menyebutkan 16 perusahaan asal Taiwan tertarik untuk investasi di Indonesia, dengan estimasi keseluruhan modal mencapai US$ 400 juta.
Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani saat memberikan keterangan terkait perkembangan investor Tiongkok dan Jepang, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan 16 perusahaan asal Taiwan tertarik untuk investasi di Indonesia, dengan estimasi keseluruhan modal mencapai US$ 400 juta.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan tiga di antaranya telah menyatakan minatnya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk pasar Asean. Ketiga calon investor Taiwan tersebut saat ini bergerak di industri consumer goods dan komponen kapal.

"Ketiga perusahaan juga menyatakan Indonesia potensial untuk menjadi basis produksi ke negara Asia dan Timur Tengah, karena dapat menghasilkan produk bersertifikat halal," ujar Franky dalam keterangan resmi, Kamis (2/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sayangnya, Franky tidak mengungkapkan identitas dari para calon investor asal Taiwan itu.

Menurutnya, BKPM telah menyampaikan kepada para calon investor tersebut mengenai potensi bisnis di Indonesia, khususnya di industri maritim dan perkapalan. Untuk meyakinkan para pemodal Taiwan tersebut, Franky menegaskan pemerintah berkomitmen untuk mendukung pengembangan bisnis mereka.

"Ada dua perusahaan perkapalan yang sudah menyampaikan minat. Mereka mengutarakan dukungan mereka untuk memproduksi berbagai jenis kapal berkualitas tinggi dan mentransfer keahlian yang dimiliki ke tenaga kerja Indonesia," tuturnya.

Sebagai tindaklanjut dari minat tersebut, Franky menambahkan, pihaknya melalui tim pemasaran investasi BKPM serta Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei bakal memfasilitasi minat investasi yang sudah disampaikan.

"Diharapkan mereka dapat segera merealisasikan minatnya dengan mengajukan Izin Prinsip ke BKPM," kata Franky.

Sulit Diandalkan

Pada kesempatan terpisah, Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengakui investasi pemerintah masih sangat minim pada paruh pertama tahun ini, yang tercermin dari serapan anggaran belanja yang rendah. Hal ini berimplikasi pada melambatnya ekonomi nasional, yang diprediksi hanya akan tumbuh 4,9 persen pada semester I 2015.

Untuk membalikkan keadaan, Bambang menilai percepatan eksekusi proyek-proyek pemerintah wajib dilakukan tanpa harus menunggu peran investor swasta. Menurutnya, investasi pemerintah bisa langsung dinikmati hasilnya dalam jangka waktu singkat ketimbang swasta.

"Melihat masih rendahnya penyerapan anggaran di sektor infrastruktur dan manufaktur. Ini yang kemudian harus disiasati. Kalau kita lihat pelajaran tahun ini dan tahun depan, mau tidak mau peran pemerintah masih harus dominan. Kalau kita berharap investasi swasta di manufaktur maka ini sifatnya hanya jangka menengah," ujar Bambang.

(ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER