Jakarta, CNN Indonesia -- Penguatan dolar Amerika Serikat meluas di bursa Asia pada perdagangan Senin (20/7) menyusul ekspektasi investor terhadap suku bunga acuan The Federal Reserve yang akan lebih tinggi. Sebaliknya, harga emas anjlok ke posisi terendah dalam lima tahun terakhir menyusul melemahnya inflasi global.
Dilansir dari Reuters, lesunya aktivitas pada hari libur dan kelangkaan data ekonomi membuat bursa Jepang mengawali pekan ini dengan kehati-hatian.
Indeks utama Australia, AXJO adalah salah satunya yang melemah. Sementara indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Eropa, bank-bank Yunani kembali dibuka pada hari ini, setelah ditutup selama tiga pekan. Seemntara Kanselir Jerman, Angela Merkel menyerukan pembicaraan untuk memmpercepat bantuan sehingga Athena bisa juga meningkatkan batas penarikan.
Dengan memudarnya Yunani dari pusat perhatian, pasar difokuskan pada kinerja ekonomi ekonomi AS dan nilai tukar euro yang anjlok ke posisi terendah dalam tujuh minggu di level US$ 1,08.
"Untuk saat ini, dengan kesepakatan pada kartu dan Yunani saat mengikuti tuntutan kreditur, tampaknya pasar dapat bergerak dan fokus pada hal-hal lain," kata analis ANZ.
"Penguatan data AS dan mengendurnya tekanan pasar global telah mendorong ekspektasi bahwa Fed bisa mulai menormalkan tingkat bunga pada tahun ini," lanjutnya.
Dari Jepang, dolar menembus ¥ 124,11, mendekati level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.
Sementara dari China ada berita baik, di mana harga rumah naik untuk bulan kedua secara berturut-turut pada Juni, menunjukkan upaya pemerintah untuk meningkatkan sektor properti sudah mulai menunjukkan hasil positif.
Bursa saham China berangsur-angsur membaik di tengah rentetan tindakan dari regulator dan aksi pembelian saham oleh broker dan sekuritas.
Indeks CSI300 milik emiten terbesar di Shanghai dan Shenzhen naik 1,1 persen pada pekan lalu, sedangkan Shanghai Composite Index naik 2,1 persen.
Di pasar komoditas, harga emas tertekan oleh kombinasi dari penguatan dolar AS dan tidak adanya tekanan inflasi di seluruh dunia.
Harga logam mulia XAU menyentuh level terendah baru ke kisaran US$ 1.130,23 per ounce pada Senin yang merupakan kinerja mingguan terburuk sejak Maret pekan lalu.
Harga minyak juga bernasib tidak lebih baik, terbebani oleh prospek peningkatan ekspor dari Iran menyusul kesepakatan untuk meringankan sanksi terhadap negara itu.
Harga minyak mentah Brent LCOc1 turun 9 sen pada Senin pagi ke level US$ 57,01 per barel, sedangkan harga minyak mentah AS CLc1 turun 5 sen menjadi US$ 50,84 per barel.
(ags)