Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menutup rapat informasi soal asal usul dan proses produksi bensin jenis baru, Pertalite yang rencananya akan dipasarkan Jumat (24/7). Namun, BUMN minyak dan gas (Migas) itu memastikan pencampuran bahan bakar minyak (BBM) berkadar Ron 90 itu akan dilakukan di dalam negeri.
Wianda Pusponegoro, VP Coorporate Communication Pertamina mengatakan mengatakan perseroan tidak bisa secara terbuka mengekspos proses pencampuran (blending) dan produksi Pertalite kepada publik karena merupakan produk komersial Pertamina.
"Karena ini barang komersial murni dari Pertamina dan tidak ada subsidi Pemerintah, badan usaha punya domain dan penegasan untuk hanya fokus melakukan produksi dengan baik," ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Rabu (22/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Wianda memastikan produksi Pertalite akan dilakukan di dalam negeri melalui kilang minyak milik Pertamina.
"Kita lihat kondisinya. Dari sisi produksi dari wilayah mana yang paling mungkin dilakukan, ada di Jakarta, Bandung, Surabaya. Karena semua distribusi pasti berasal dari terminal BBM-nya Pertamina," ujarnya.
Menjelang peluncuran Pertalite, Wianda pun berharap uji pasar Pertalite mampu mendapat respon positif dari masyarakat agar beralih dari bensin Premium.
"Kami harap fokus infonya lebih banyak pada saat uji pasar. Ini kan non subsidi, tentunya info terkait produksi dan lainnya domain dari badan usaha. Kita harap dari sisi produksi bisa dari kapasitas Pertamina," ujarnya.
Rencananya, Pertalite akan mulai dipasarkan dengan harga promo di 103 SPBU yang ditunjuk. Diskon harga ini merupakan strategi perseroan untuk menjaring minat masyarakat untuk beralih dari Premium ke Pertalite.
Sementara untuk pasokan, Pertamina akan menjatah Pertalite sebanyak 8 ton untuk setiap SPBU. Penjatahan tersebut telah mempertimbangkan alokasi konsumsi untuk kendaraan roda dua 3 liter per motor dan kendaraan roda empat 10 liter hingga 20 liter per mobil.
(ags)