Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Juli 2015 akan melaju pada kisaran 0,6 persen, menyusul kenaikkan harga barang dan jasa yang tak terlalu signifikan selama puasa dan lebaran.
Kendati demikian, inflasi bulan ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi bulan lalu yang sebesar 0,54 persen.
Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo mengatakan pada minggu pertama bulan Juli, bank sentral mencatat terjadinya inflasi sebesar 0,46 persen. Namun, hingga akhir bulan diyakini kenaikan tidak akan terlalu tajam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minggu pertama Juli ada di kisaran 0,46 persen. Hingga akhir Juli bisa ada di kisaran 0,46 hingga 0,6 persen," ujar Agus saat ditemui di kantornya, Rabu (22/7).
Dia menilai upaya pengendalian inflasi yang dilakukan bank sentral dan pemerintah sejauh ini cukup baik. Hal itu tercermin dari inflasi minggu pertama Juli yang sebesar 0,46 persen.
Artinya, kata Agus, pengendalian tingkat inflasi ini memberikan hasil yang memuaskan dan tidak memberi beban berat bagi daya beli masyarakat.
"Kita justru melihat prestasi pengendalian inflasi di Juni cukup baik," jelas mantan Menteri Keuangan itu
"Secara umum masih akan buat inflasi kita sesuai dengan target, yakni 4 plus minus 1 persen," katanya.
Sebagai informasi, Indonesia sempat mengalami deflasi month-to-month pada Januari sebesar 0,24 persen dan 0,36 persen di Februari. Perkembangan ini direspon bank sentral dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin, dari 7,75 persen ke 7,5 persen.
Memasuki bulan ketiga, inflasi mulai bergerak naik Inflasi dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan ongkos transportasi. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Maret sebesar 0,17 persen, yang kemudian meningkat pada bulan-bulan setelahnya, yakni April 0,36 persen, Mei 0,5 persen, dan Juni 0,54 persen.
(ags)