Inflasi Terkendali, Namun BI Masih Enggan Turunkan Suku Bunga

CNN Indonesia
Senin, 03 Agu 2015 20:03 WIB
Pelemahan nilai tukar rupiah disebut membuat ruang gerak BI untuk menurunkan tingkat suku bunga menjadi terbatas
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (tengah) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kedua kiri), Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo (kiri), Ronald Waas (kedua kanan), Halim Alamsyah (kanan) usai menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (19/5). (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mengisyaratkan belum akan menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI rate) kendati angka inflasi Juli relatif terkendali. Pasalnya, pelemahan nilai tukar rupiah membuat ruang gerak BI untuk menurunkan tingkat suku bunga menjadi terbatas.

“Untuk sinyal dari suku bunga memang kita akan terus memonitor, mengantisipasi berbagai perkembangan yang memang inflasinya akan turun. Tapi beberapa faktor khususnya dari tekanan-tekanan rupiah yang selama ini memang ruang untuk menurunkan suku bunga masih terbatas,” kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo saat ditemui di Kompleks Gedung BI, Jakarta, Senin (3/8).

Perry tidak memungkiri tingkat inflasi domestik memang menjadi pertimbangan dewan gubernur bank sentral dalam menentukan tingkat suku bunga. Tetapi BI juga perlu memperhatikan tingkat suku bunga negara lain. Seperti diketahui, Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/Fed) telah mengisyarakan akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya tahun ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kami juga memperhatikan faktor lain (penentu BI rate) yang dalam hal ini adalah bagaimana tingkat suku bunga luar negeri, antisipasi Fed rate itu terhadap stabilisasi nilai tukar rupiah dan akhirnya terhadap inflasi,” ujar Perry.

Lebih lanjut Perry mengungkapkan yang selama ini BI lakukan untuk menyeimbangkan antara stabilitas dan pertumbuhan ekonomi adalah mengendorkan likuiditas dan mengeluarkan kebijakan makroprudensial.

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menilai penurunan inflasi inti Juli 2015 secara tahun ke tahun (year on year/yoy) menjadi 4,86 persen dari inflasi yoy Juni 2015 yang tercatat 5,04 persen membuka peluang bagi BI untuk menurunkan tingkat suku bunga acuannya (BI rate).

“Kalau melihat inflasi inti yang turun dari tadinya di kepala 5 kemudian sekarang di kepala 4, lumayan drastis juga ya ke 4,86 persen. Saya kira itu peluang bagi Bank Indonesia, untuk menurunkan tingkat bunga,” tutur Sasmita.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER