Kredit Bank Melambat, SMF Kaji Revisi Target Pembiayaan

CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 15:01 WIB
SMF memperkirakan penyaluran kredit sampai akhir tahun ini minimal menyentuh 85,7 persen dari target 2015 sebesar Rp 3,5 triliun.
Direktur Utama PT Sarana Multigriya Financial (SMF), Raharjo Adisusanto memberikan paparan kinerja semester II 2015 di Jakarta, Kamis (6/8). (CNN Indonesia/Galih Gumelar)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan pembiayaan perumahan pelat merah, PT Sarana Multigriya Financial (SMF) berencana merevisi target penyaluran pembiayaan melihat sektor perbankan yang terus merevisi angka penyaluran kreditnya. Selain karena hal tersebut, lemahnya kinerja industri properti di semester I tahun ini membuat manajemen memutar ulang strategi dalam mencapai target akhir tahun.

Seperti dijelaskan oleh Direktur Utama SMF Raharjo Adisusanto, perusahaannya mulai akan mengkaji revisi target pembiayaan pada Agustus ini. Jika nantinya perusahaan jadi merevisi target, maka secepatnya hal itu disampaikan ke pemerintah sebagai pemilik saham utama.

"Saya harus bicara apa adanya, kondisi makroekonomi pemerintah realisasinya di bawah target. Perbankan juga merevisi target, dan hasilnya realisasinya di bawah target. Industri properti juga slow down. Kalau melihat fakta, kami mengkaji untuk merevisi target," jelas Raharjo di Jakarta, Kamis (6/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai informasi, pada tahun ini SMF menargetkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 3,5 triliun. Dengan demikian, perusahaan bisa membukukan pinjaman outstanding sebesar Rp 14,59 triliun sejak awal berdiri hingga akhir tahun ini.

Namun hingga semester I 2015, perusahaan baru bisa membukukan Rp 1,62 triliun atau 47 persen dari target pembiayaan. Kendati penyaluran pembiayaan tak mencapai setengah dari target pada semester I, Raharjo berharap bisa menambah penyaluran di semester berikutnya.

Sebagai informasi, pada semester I 2015 SMF berhasil mencatat total pembiayaan sebesar Rp 18,18 triliun sejak tahun 2006. Angka ini naik sebesar 37 persen dari posisi 30 Juni 2014, dimana perusahaan mencatat angka pembiayaan sebesar Rp 13,27 triliun.

"Pada semester II, penyaluran kredit umumnya lebih tinggi dari semester I. Memang pembagiannya tak bisa dibagi dua dalam setahun. Secara siklus memang begitu, akan heavy di semester II," jelasnya.

Minimal 85,7 Persen

Kalaupun jadi direvisi, Raharjo berharap penyaluran kredit masih bisa di atas Rp 3 triliun hingga akhir tahun, atau minimal 85,7 persen dari target tahun ini. Selain itu, ia juga memastikan bahwa target laba tak akan direvisi kendati penyaluran pembiayaan akan dikoreksi.

Sebagai informasi, hingga akhir tahun perusahaan menargetkan laba sebesar Rp 199 miliar, atau lebih tinggi 15,02 persen dari realisasi laba tahun lalu yang mencapai Rp 173 miliar. Hingga semester I 2015, perusahaan telah membukukan laba sebesar Rp 133 miliar atau 66,83 persen dari target akhir tahun.

"Pemegang saham kami ingin laba tidak turun. Jadi sebisa mungkin nantinya laba tak turun," jelas Raharjo.

Walaupun akan merevisi target penyaluran pembiayaannya, namun SMF tetap optimis penyaluran pembiayaan tetap berjalan sesuai target karena mitra utamanya PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), mencatatkan pertumbuhan pembiayaan yang melebihi target awalnya.

Penyaluran pembiayaan yang berhasil dilakukan BTN pada semester I 2015 tumbuh sebesar 18,33 persen atau di atas rata-rata industri perbankan yang sebesar 10,4 persen. Selain itu, sebanyak 62,11 persen dari pembiayaan outstanding SMF, atau sebanyak Rp 7,9 triliun dari Rp 12,72 triliun, telah disalurkan kepada bank BUMN tersebut.

"Mengingat pencapaian BTN yang di atas target, kami harap tak perlu merevisi target penyaluran pembiayaan karena bank tersebut adalah debitur terbesar kami," katanya.

Sementara Otoritas Jasa Keuangan pada bulan lalu merevisi angka pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini dari 16 hingga 17 persen ke angka 13 hingga 15 persen. Sedangkan Bank Indonesia (BI) sendiri memprediksi angka penyaluran kredit sebesar 13 hingga 14 persen hingga akhir tahun ini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER