Genjot Penyerapan Anggaran, Menkeu Bergantung 3 Kementerian

Resty Armenia | CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2015 14:44 WIB
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pertanian menjadi andalan percepatan penyerapan anggaran.
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kanan). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan kecepatan penyerapan anggaran pemerintah yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi semester II 2015 bergantung pada tiga kementerian. Ia menyebut tiga kementerian tersebut adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pertanian.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, masing-masing kementerian tersebut memperoleh alokasi anggaran Rp 118,54 triliun untuk Kementerian PU-Pera, Rp 64,95 triliun untuk Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Pertanian memperoleh dana Rp 32,79 triliun.

“Tiga kementerian itu pemegang anggaran infrastruktur utama yang harus diberikan perhatian khusus agar penyerapannya lebih kencang. PU-Pera terakhir masih di angka 20 persen penyerapannya, padahal Menterinya target sampai 93 persen,” kata Bambang di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peningkatan penyerapan anggaran pemerintah di paruh terakhir 2015 menurut Bambang menjadi instruksi utama Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang harus bisa dilaksanakannya.

“Saya diminta melakukan koordinasi penyerapan anggaran. Kalau memang mau sampai akhir semester II bisa terserap 85 persen, maka masih harus naik 70 persen lagi,” kata Bambang.

Kementerian Keuangan menurut Bambang tidak akan mempersulit pencairan anggaran seluruh kementerian/lembaga yang memang sudah siap melakukan pembayaran proyek infrastrukturnya.

“Kami sudah tidak memblokir dan menghalangi, kalau ada permintaan segera dipenuhi. Tinggal kementerian/lembaganya eksekusi proyeknya cepat saja. Segera tandatangan kontrak dan pastikan jalan pencairan tahap pertama bisa dilakukan. Paling penting itu proyeknya jalan, bukan duitnya keluar,” kata Bambang.

Maklumi Semester I

Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tersebut mengatakan Jokowi memaklumi rendahnya pertumbuhan ekonomi di semester I 2015 yang hanya mencapai 4,7 persen. Bambang mengaku berhasil meyakinkan bosnya tersebut bahwa mayoritas negara di dunia ini menorehkan kinerja kuartal II 2015 yang lebih rendah dibandingkan kuartal I.

“Semua orang tahu, bahwa hampir tidak ada negara yang kuartal II nya lebih baik dari kuartal I. Kebanyakan menurun, dan kalau dilihat dari besaran pertumbuhan sebenarnya kita relatif tinggi. Kebanyakan negara lain itu hanya menyentuh 2-3 persen saja,” jelasnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER