Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil sore ini melaporkan hasil rapat koordinasi terkait data-data cadangan beras milik pemerintah yang dimiliki selama menghadapi musim kemarau panjang atau el Nino.
Sofyan mengatakan Kementerian/Lembaga (K/L) terkait akan melaporkan kesiapan dan posisi cadangan beras kepada Presiden Joko Widodo sore ini di Istana Negara.
Senada dengan Sofyan, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel pun mengatakan keputusan untuk melakukan impor beras berada di tangan Jokowi setelah melihat data statistik yang dirumuskan dalam Rapat Koordinasi hari ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keputusan impor itu di presiden setelah melihat data datanya," ujar Gobel ditemui usai menghadiri rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekoonomian, Jakarta, Kamis (6/8).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman masih berpendapat impor merupakan opsi terakhir yang harus ditempuh. Pasalnya Kementerian Pertanian memprediksi stok beras yang ada mencukupi hingga akhir tahun.
"Itu benar-benar pilihan terakhir," ujarnya.
Amran mengatakan berdasarkan angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian ada sekitar 75,5 juta ton gabah kering giling (GKG) tersedia hingga akhir tahun, namun jika El Nino melanda diperkirakan jumlah tersebut tidak akan turun drastis.
"Paling hanya 75,2 juta ton, jadi tidak akan terlalu signifikan," ujar Amran.
Oleh sebab itu, Amran menilai dana cadangan senilai Rp 3,5 triliun tidak perlu digunakan, mengingat cadangan beras sudah aman.
"Itu dana cadangan saja. produksi Insya Allah bisa gunakan angka ramalan BPS," ujarnya.
(gen)