BI: Harga Tak Harus Naik Jelang Ramadan dan Lebaran

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2015 17:30 WIB
Bank Indonesia (BI) terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk memastikan suplai barang pada saat ramadan dan lebaran mencukupi.
Penjualan pelayani pembelian telur di Palu, Sulawesi Tengah. (CNN Indonesia/Antara Photo/Basri Marzuki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) terus melakukan koordinasi dengan pemerintah untuk memastikan suplai barang pada saat ramadan dan lebaran mencukupi. Ini untuk mengantisipasi kenaikan harga dan inflasi pada masa-masa itu. 

“Kami upayakan, sosialisasikan, dan komunikasikan kepada masyarakat bahwa menjelang ramadan dan lebaran ini harga enggak harus naik karena kami sudah berkoordinasi juga dengan pemerintah,” kata Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (25/5).

Menurutnya, kenaikan permintaan atas beberapa barang sudah pasti terjadi. Namun demikian, dengan suplai barang yang cukup akan meredam dorongan kenaikan harga dari sisi permintaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga akhir tahun, BI masih optimistis dapat mencapai target inflasi sebesar 4 +1 persen. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah dengan berkoordinasi dengan pemerintah agar kenaikan harga barang atau jasa dapat diatur pemerintah sehingga tidak dilakukan bersamaan.

“Sehingga tekanan kepada inflasi tidak besar,” kata Peter.

Kendati demikian, pemerintah disebut juga perlu mengantisipasi risiko inflasi yang bisa terjadi akibat kenaikan harga minyak dan risiko yang muncul dari pola distribusi. Misalnya karena gagal panen dan el nino.

Di tempat berbeda, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Srie Agustina telah memastikan persediaan beras dan gula akan tetap aman selama bulan Juli dan Agustus.

Saat ini stok di Bulog dalam menghadapi bulan ramadan mencapai 1,3 juta ton, sedangkan persediaan dari penggilingan mencapai 5,4 juta ton. Apabila ditambah dengan persediaan beras pantauan 165 pasar di seluruh Indonesia, maka persediaan besar akan bertambah 246,5 ribu ton sehingga total beras menjadi 6,7 juta ton.

"Tapi sayangnya kebutuhan kita pada bulan tersebut sebesar 8,1 juta ton, jadi masih ada defisit sebesar 1,4 juta ton. Tapi kami harapkan ada tambahan panen pada bulan Juni hingga Juli sebesar 1,9 juta ton," tutur Srie dalam sebuah acara di Jakarta.

Adapun soal kebutuhan gula, Srie mengatakan ada persediaan sebanyak 1,4 juta ton. Jauh lebih tinggi dari proyeksi kebutuhan pada masa tersebut sebesar 286 ribu ton.

Selain memastikan ketersediaan bahan pangan, pemerintah juga memastikan kenaikan harga bahan pangan pada periode tersebut tak mencapai lima persen dibanding harga yang berlaku saat ini. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER