Tahan Ekspansi, Alam Sutera Pangkas Belanja Modal 25%

CNN Indonesia
Senin, 10 Agu 2015 03:57 WIB
Alam Sutera memangkas dana belanja modal tahun ini dari Rp 3 triliun menjadi Rp 2,25 triliun karena menahan ekspansi terkait adanya pelemahan ekonomi.
Pengunjung mengamati maket rumah dalam pameran properti yang diselenggarakan Real estate Indonesia (REI) di Balai Sidang Jakarta, Sabtu 15 November 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembang properti, PT Alam Sutera Realty Tbk mengurangi dana belanja modal (capital expenditure/capex) karena menahan ekspansi setelah adanya pelemahan ekonomi. Perseroan memangkas capex hingga 25 persen pada tahun ini.

Berdasarkan materi presentasi dalam analyst meeting yang ditandatangani Direktur Alam Sutera Joseph Sanusi Tjong, perseroan sebelumnya mencanangkan total belanja modal pada 2015 mencapai Rp 3 triliun.

Namun karena pelemahan ekonomi, dan beberapa kebijakan yang menghambat penjualan, Alam Sutera merevisi jumlah belanja modal tahun ini menjadi Rp 2,25 triliun. Hal itu berarti perseroan menahan diri untuk melakukan beberapa ekspansi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Awalnya kami mau mempercepat pengembangan, namun karena kondisi yang tidak memungkinkan, kami kembali ke rencana awal. Oleh karena itu, capex untuk pembangunan low rise diturunkan dari Rp 1 triliun menjadi Rp 500 miliar dan akan dinaikkan kembali di tahun 2016, jadi ini sifatnya penundaan saja,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Minggu (9/8).

Sebelumnya, dana belanja modal mencapai Rp 3 triliun tersebut bakal dibagi rata masing-masing Rp 1 triliun untuk akuisisi lahan, konstruksi proyek high rise, dan konstruksi proyek low rise.

Namun, setelah adanya revisi, jumlah dana untuk akuisisi lahan ditetapkan sebesar Rp 950 miliar, sedangkan untuk konstruksi proyek high rise dicanangkan Rp 800 miliar. Sementara itu untuk konstruksi proyek low rise, dana dipangkas separuh menjadi Rp 500 miliar saja.

“Penurunan capex ini memberikan dampak pada pencairan KPR (Kredit Pemilikan Rumah). Tetapi itu telah kami pertimbangkan dan bukan berarti kami tidak mendapatkan penciran KPR sama sekali, karena pencairan tersebut tetap ada. Sedangkan untuk penurunan capex high rise tidak bisa seperti penurunan low rise, karena itu lebih optimal jika kami menurunkan capex low rise,” jelas manajemen.

Dari sisi asal dana, manajemen Alam Sutera menyatakan selain daripada presales tahun sebelumnya dan tahun ini, dari segi cashflow pihaknya masih melihat bahwa kas perseroan pada akhir tahun akan mencapai kurang lebih Rp 1 triliun.

“Estimasi cash dari previous sales kami sebesar Rp 2 triliun dan setimasi cash dari sales tahun ini adalah Rp 1,8 triliun ditambahkan dengan pendapatan berulang sebanyak Rp 362 miliar dan pencairan pinjaman Hana Bank,” rinci manajemen.

Seperti diketahui, Alam Sutera juga memangkas target pra-penjualan (marketing sales) perseroan hingga 22,41 persen karena melemahnya kinerja yang juga terlihat dari penurunan laba bersih sebagai akibat dari pelemahan ekonomi.

Perseroan sebelumnya menargetkan total marketing sales pada 2015 mencapai Rp 5,8 triliun. Namun karena pelemahan ekonomi, hingga semester I 2015 perseroan baru mencetak marketing sales senilai Rp 1,16 triliun, atau baru 20 persen dari target total. Atas dasar hal tersebut, Alam Sutera merevisi target marketing sales tahun ini menjadi Rp 4,5 triliun.

Dari sisi kinerja, laba bersih Alam Sutera sepanjang paruh pertama 2015 tercatat melemah hingga 11,8 persen secara tahunan menjadi Rp 454,3 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 515,3 miliar.

Penurunan laba bersih seiring dengan melorotnya pendapatan usaha emiten properti ini 12,1 persen dari Rp 1,94 triliun menjadi Rp 1,73 triliun. Hal itu ditambah lagi karena perseroan juga mengalami rugi akibat tekanan kurs sebesar Rp 325,3 miliar. Padahal pada paruh pertama 2014, tercatat laba selisih kurs sebesar Rp 25,9 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER