Jakarta, CNN Indonesia -- Berkendara di antara truk, bus, dan sepeda motor, itu berbahaya sehingga membutuhkan pemahaman. Contohnya sepeda motor, yang tak jarang ugal-ugalan dan tak mementingkan keamanan diri sendiri.
Boy Falatehansyah, instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting, mengatakan ada banyak kecelakaan lalu lintas yang melibatkan roda dua. Ini lantaran ada banyak
blank spot di antara kendaraan sehingga perlu hati-hati dan terus memperhatikan kalau-kalau ada sepeda motor yang melintas mendadak.
Begitu pun saat berkendara di antara truk atau bus besar, yang memiliki area
blank spot lebih besar lagi. “Banyak kecelakaan terjadi gara-gara itu,” kata Boy dalam pelatihan berkendara yang aman yang digelar oleh Ford Motor Indonesia, di Jakarta, Jumat (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa yang disampaikan oleh Boy adalah satu dari banyak materi yang digelar dalam pelatihan yang terbuka untuk umum itu. Pada pelatihan yang digelar di Jakarta, Jumat (7/8), Ford menggandeng Korps Lalu Lintas Polri dan Asia Injury Prevention Foundation. Total sejak 2008 sudah 11.500 orang yang merasakan pelatihan itu.
Bagus Susanto, Managing Director Ford Motor Indonesia, mengatakan awalnya pelatihan itu digelar di kalangan komunitas pengguna mobil Ford. Tapi kini, pesertanya sudah berasal dari berbagai kalangan. Dari instansi pemerintahan, swasta, sampai penyandang cacat. Bahkan tak tertutup bagi pengguna merek mobil lain.
Khusus tahun ini, program itu diperluas jangkauannya. Bagus mengatakan cakupan program itu meliputi dari Sabang sampai Merauke. “Tujuan kita lebih banyak lagi pelopor keselamatan berkendara di jalan raya,” kata Bagus. “Kami harap pesertanya juga membagikan kepada orang lain.”
Pelatihan keahlian berkendara yang aman itu meliputi teori dan praktek. Materi teori meliputi teknik berkendara yang aman, hemat bahan bakar, handling kendaraan, dan keselamatan berkendara di tengah-tengah sepeda motor, truk, atau bus besar.
Pada praktek di lapangan, peserta berlatih teknik pengendalian setir di tangan, mengantisipasi
blank spot, sampai pemanfaatan teknologi pengereman Anti-lock Braking System (ABS) yang banyak diadopsi oleh mobil-mobil modern.
Hukum 3 DetikSalah satu topik penting yang dibahas pada pelatihan itu adalah soal menjaga jarak aman melalui “Hukum 3 Detik”. Teknik ini adalah ketika kendaraan yang ada di depan melintas di sebuah poin, maka kita harus bisa menghitung 1-3 selama tiga detik sebelum tiba di poin tersebut.
Boy Falatehansyah, instruktur dari Jakarta Defensive Driving Consulting, mengatakan dengan “Hukum 3 Detik” jarak antar kendaraan akan menjauh. Alhasil, ketika terjadi situasi berbahaya yang mendadak, pengemudi masih bisa menghindari.