Jokowi Disarankan Pakai Sistem Ekonomi Tertutup

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Sabtu, 15 Agu 2015 15:53 WIB
Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, sesekali memakai sistem ekonomi tertutup. Tujuannya supaya bisa memegang kendali perekonomian.
Presiden Joko Widodo saat pelantikan menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengamat Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy menyarankan Presiden Joko Widodo untuk sewaktu-waktu menggunakan kebijakan ekonomi tertutup.

"Kalau dibilang kita menggunakan ekonomi terbuka, itu yang salah. Mestinya ada waktu kita menggunakan ekonomi tertutup," kata Ichsanuddin dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (15/8).

Dia mencontohkan negara-negara lain yang juga menggunakan sewaktu-waktu menggunakan ekonomi tertutup. Salah satu contohnya adalah Amerika Serikat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amerika Serikat, menurutnya, menerapkan kebijakan yang melarang untuk menjual hasil inovasi ke China. Alasannya, China sebagai salah satu produsen terbesar di dunia dianggap telah menguasai sebagian besar pasar. "Itu bukti Amerika juga menggunakan ekonomi tertutup," ujarnya.

Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Keadilan Sejahtera, Zulkieflimansyah, mengatakan hal serupa. “Suka atau tidak suka, ekonomi kita itu adalah ekonomi terbuka,” ujarnya. Zul menilai hal tersebut perlu diperbaiki sehingga sektor industri dan swasta lokal lebih dikedepankan.

Dia mengibaratkan, semestinya pemerintah bertindak sebagai pengemudi yang memegang stir perekonomian, dan mesin penggeraknya adalah sektor industri dan swasta.

"Tidak semata karena sektor industri dan swasta berkontribusi banyak kepada pemasukan negara, tapi lebih memperdalam strukturnya," kata dia.

Zulkieflimansyah menjelaskan, dengan mengedepankan sektor-sektor tersebut, negara tidak perlu lagi mengandalkan impor. Ini akan berdampak pada kemajuan pada bidang pendidikan dan inovasi teknologi yang menjadi prasyaratnya. “Tolong pemerintah perhatikan ini, karena kemarin tidak disebutkan dalam pidato Presiden Jokowi,” ujarnya. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER