Neraca Dagang Indonesia Berwarna Hijau Tujuh Bulan Beruntun

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 18 Agu 2015 12:04 WIB
"Ini adalah surplus yang terbesar sejak bulan Januari 2014," ujar Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono.
Pelabuhan Belawan di Medan yang dioperasikan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I. (Dok. Pelindo I)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus untuk ketujuh kalinya secara beruntun pada Juli 2015 sebesar US$ 1,33 miliar.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono menilai capaian tersebut memuaskan. Pasalnya, surplus tersebut adalah surplus terbesar sejak 19 bulan lalu.

"Ini adalah surplus yang terbesar sejak bulan Januari 2014," tutur Adi dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (18/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Secara kumulatif total surplus NPI yang dicatat BPS selama Januari-Juli 2015 adalah sebesar US$ 5,73 miliar.

"Walaupun intensitas perdagangan internasional menurun karena juga perekonomian global tetapi penurunan impor Indonesia lebih cepat dibandingkan ekspor. Sehingga kita masih mencatatkan surplus," katanya.

Adi menyebutkan nilai impor Indonesia pada Juli 2015 tercatat sebesar US$ 10,08 miliar atau turun 22,36 persen dibandingkan Juni 2015. Angka impor itu anjlok 28,44 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 14,08 miliar.

Sementara itu nilai ekspor Juli juga tercatat turun 15,53 persen dibanding Juni 2015 menjadi US$ 11,41 miliar. Apabila dibandingkan Juli 2014 yang mencapai US$ 14,12 miliar, capaian nilai ekspor Juli tahun ini anjlok 19,23 persen.

Secara kumulatif, impor Januari-Juli 2015 mencapai US$ 84,03 miliar atau anjlok 19,23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan ekspor Januari-Juli 2015 turun 12,81 persen menjadi US$ 89,76 miliar.

Selain itu, lanjut Adi, penurunan aktivitas perdagangan pada bulan menjelang lebaran maupun saat lebaran adalah hal yang wajar mengingat aktivitas di pelabuhan biasanya berkurang pada waktu tersebut.

"Proses ekspor-impor di pelabuhan menjelang lebaran atau saat lebaran biasanya intensitasnya berkurang," kata Adi.

Lebih lanjut, pada Juli 2015 neraca migas tercatat defisit sebesar US$ 872,5 juta. Di sisi neraca nonmigas, Indonesia mencetak surplus sebesar US$ 2,2 miliar.

Di kawasan ASEAN, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2015 mengalami surplus sebesar US$ 206,8 juta. Demikian pula dengan Uni Eropa yang tercatat surplus US$ 297,8 juta.

Apabila dibandingkan dengan rekan dagang dari negara utama, neraca dagang Indonesia Juli 2015 mencatat surplus US$ 764,6 juta dengan Amerika Serikat, dengan Jepang positif US$ 166,1 juta dan dengan India surplus US$ 663,6 juta. Kendati demikian, neraca dagang Juli 2015 masih defisit terhadap Tiongkok sebesar US$ 695 juta. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER