Jakarta, CNN Indonesia -- Realisasi pertumbuhan ekonomi di semester I 2015 yang hanya menyentuh angka 4,7 persen dinilai Bank Indonesia (BI) sebagai akibat dari lemahnya investasi, konsumsi pemerintah dan rumah tangga.
Tirta Segara, Direktur Eksekutif BI menjelaskan pelemahan investasi sejalan dengan implementasi proyek infrastruktur pemerintah yang belum secepat perkiraan serta perilaku menunggu (wait and see) investor swasta.
“Reorganisasi beberapa kementerian/lembaga yang memerlukan penyesuaian nomenklatur berdampak pada penyerapan belanja pemerintah yang rendah, sehingga konsumsi pemerintah masih tumbuh terbatas,” jelas Tirta dalam keterangan resmi dikutip Rabu (5/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan ekonomi selama paruh pertama 2015 menurutnya tertolong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang juga mengalami sedikit perlambatan akibat daya beli masyarakat yang cenderung menurun.
“Sementara dari sisi eksternal, ekspor tumbuh terbatas seiring dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih menurun. Di sisi lain, pertumbuhan impor terkontraksi lebih dalam sejalan dengan lemahnya permintaan domestik,” ujar Tirta.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri mengaku telah memprediksi realisasi pertumbuhan ekonomi yang rendah akan terjadi sampai semester I 2015.
"Sudah saya perkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi di semester I itu kira-kira 4,7 persen. Ini kita harapkan mentok. Kemudian pada semester II itu merangkak naik, karena memang berhubungan dengan serapan anggaran, baik di APBN, APBD provinsi, juga di APBD Kabupaten/Kota biasanya memang bergeraknya," ujar Jokowi.
Jokowi merasa yakin akan pertumbuhan ini, karena berdasarkan pengalaman memimpin Kota Solo dan Provinsi DKI Jakarta sebelumnya, biasanya daerah-daerah mulai bergerak membelanjakan anggarannya pada Juni sampai Juli. Setelah pembelanjaan itu, biasanya ekonomi akan mulai naik.
"Dan meroket itu bulan September, Oktober. Di November dan Desember itu naik terus. Itu yang harus diubah cara-cara seperti itu, sehingga Januari-Juni itu ada juga uang yang beredar yang sama," kata dia.
Faktor PilkadaBank Indonesia memperkirakan ekonomi Indonesia akan mulai meningkat pada kuartal III dan berlanjut pada tiga tahun terakhir di 2015. Menurut Tirta, peningkatan tersebut didukung oleh akselerasi belanja pemerintah seiring dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur yang semakin meningkat.
“Hal itu sejalan dengan berbagai upaya khusus yang dilakukan pemerintah untuk mendorong percepatan realisasi belanja modal, termasuk menyiapkan perangkat aturan yang diperlukan. Sementara itu, konsumsi juga diperkirakan membaik, seiring dengan ekspektasi pendapatan yang meningkat dan penyelenggaraan Pilkada serentak di kuartal IV 2015,” jelasnya.
Pelonggaran kebijakan makroprudensial juga disebut Tirta akan mulai memberikan dampak terhadap aktivitas ekonomi pada semester II 2015.
(gen)