Hambat Kereta Pelabuhan, Rizal Ramli Siap Hajar Pelindo II

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 18:39 WIB
Rizal Ramli menilai Pelindo II selama ini menolak proyek kereta pelabuhan yang diinisiasi oleh PT KAI karena punya bisnis jasa angkut truk.
Calon Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli membenahi peci sebelum dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Rabu, 12 Agustus 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli mewacanakan kembali pembangunan jalur kereta api menuju lokasi bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta meski berpotensi dijegal PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II.  

Rizal menyadari tindakan ini akan mendapatkan penolakan Pelindo II karena operator pelabuhan pelat merah itu memiliki anak perusahaan, PT Multi Terminal Indonesia yang bergerak di bisnis jasa angkut (trucking).

“Dari dulu berantem antara Pelindo (II) dan PT Kereta Api. Pelindo tidak mau ada jalur kereta api barang masuk ke tempat loading (bongkar) and uploading (muat) karena mungkin bisnisnya, kalau ada kereta api, bisa berkurang,” kata Rizal pada konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (25/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Rizal, keberadaan jalur kereta api hingga ke pelabuhan bisa mempercepat arus barang, menekan biaya logistik, serta mengurangi beban jalan dan kemacetan lalu lintas. Oleh karenanya, Rizal mengancam akan bertindak tegas bagi siapapun yang menghalangi rencana pembangunan jalur kereta api tersebut.

“Kami mau tegas, kali ini tidak ada lagi penolakan kalau ada penolakan kita kepret,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Richard Joost Lino telah menanggapi dingin rencana pembangunan jalur kereta api barang ke pelabuhan. Menurutnya, kereta api cocok sebagai angkutan penumpang tapi tidak untuk angkutan barang.

Berkaca dari pengalaman Jepang yang karakteristiknya hampir sama dengan Indonesia,  moda transportasi kereta api dianggap  tidak efisien sebagai angkutan barang. Disebutkan Lino, pangsa pasar (market share)  moda transportasi kereta api sebagai angkutan barang hanya 3,6 persen per tahun di negeri sakura. Sementara itu, di daratan Eropa pangsa pasar angkutan kuda besi hanya sekitar 10 persen.

“Jadi buat apa kita bangun sesuatu dimana contohnya sudah kaya begitu,” kata Lino usai menghadiri sebuah acara diskusi di Jakarta, Senin (24/8) kemarin. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER