Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Institute of Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menilai pemerintah harus merangkul investor luar dalam membangun proyek listrik 35 ribu Megawatt (MW). Tujuannya, tentu saja untuk membuat proyek berjalan dengan lancar dan cepat.
Fabby punya patokan jika ingin pembangunan mega proyek listrik berhasil, pemerintah harus pandai-pandai mencari investor. Tidak hanya yang berduit, namun investor yang menguasai teknologi canggih, berpengalaman, dan bisa menyelesaikan pembangunan tepat waktu.
"Saya melihat ini belum banyak dilakukan sejak November lalu," kata Fabby saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Minggu (30/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendapatkan investor yang mumpuni, Fabby menyarankan pemerintah agar mengambil investor dari luar negeri seperti yang dilakukan oleh pemerintah India, Nigeri, atau Afrika Selatan.
Ketiga negara tersebut selalu membuka tender internasional jika sedang menggarap proyek besar. Misalnya India yang selalu mengumumkan apa jenis proyeknya, teknologi apa yang mereka inginkan dan syarat-syarat lainnya. Sehingga siapapun investor yang berminat bisa datang ke negaranya. Hal ini menurut Fabby belum dilakukan di Indonesia.
"Listrik butuh investasi besar dan kemampuan investor lokal terbatas. Mungkin kemampuan ada, tapi tidak banyak," ujar Fabby.
Gencar PromosiUntuk itu ia menyarankan pemerintah agar membuat pengumuman atau semacam iklan di majalah-majalah berbau ekonomi seperti yang dilakukan India dan beberapa negara lainnya. Selain bertujuan menjaring investor, cara seperti ini juga membuat investor yakin kalau pemerintah serius menggarap proyek tersebur.
"Dengan adanya statement Menteri Koordinator Bidang Perekonomian kemarin, kalau menterinya ragu bisa-bisa investor berpikir, jangan-jangan proyek yang saya incar sudah tidak ada di dalam rancangan. Pemerintah harus punya target dan arah yang jelas dan siap. Membuat percaya diri investor yang masuk," kata Fabby.
Menanggapi saran Fabby, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku pernah melakukan hal serupa.
"Kami pernah memasang iklan penuh dan mungkin itu bisa diulang," ujar Sudirman.
Namun, saat ini Sudirman tengah fokus mengandalkan
Independent Power Producer (IPP) yang sudah berjalan sebagai kontraktor utama proyek-proyek 35 ribu MW. Sebab, proyek mereka akan segera berjalan karena sebagian besar melakukan ekspansi.
"Cirebon akan kami buka, Tanjung Jati akan jalan. Ada banyak pemain yang sudah berjalan dan akan melakukan ekspansi," katanya.
(gen)