Jakarta, CNN Indonesia -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI mengatakan siap mendukung proyek kereta cepat (High Speed Railways) Jakarta-Bandung jika diminta oleh pihak pemenang tender proyek tersebut baik sebagai anggota konsorsium maupun operator.
"Proyek kereta cepat kami dukung, nanti tunggu saja peran yang akan kami lakukan. Apakah sebagai operator atau masuk ke dalam konsorsium," jelas Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, Senin (31/8).
Kendati telah menyatakan kesiapannya, namun sampai sekarang Edi mengaku belum ada satu pun peserta beauty contest yang mengajak perusahaannya untuk membahas proyek yang tengah diperebutkan China dan Jepang tersebut. Pembahasan terkait peran PT KAI, katanya, mungkin akan dibahas setelah pemenang tender keluar tidak lama lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembahasan terkait itu belum ada karena keputusan pemerintah (terkait pemenang proyek) akan diberikan setelah ini. Kita tunggu saja, KAI siap mendukung," jelasnya.
Kendati nama PT KAI disebut-sebut di dalam skema kerjasama proyek milik China, namun Edi mengatakan bahwa perusahaannya tidak memiliki preferensi terkait pemenang tender. "Siapapun yang menang akan kita dukung," jelasnya singkat.
Sebagai informasi selain PT KAI, tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lainnya yang juga disebut akan berpartisipasi di dalam konsorsium proyek kereta cepat ini adalah PT PP Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, PT Len Industry, PT Industri Kereta Api, PT Perkebunan Nasional VIII, PT Jasa Marga Tbk, dan PT Adhi Karya Tbk.
Delapan BUMN ini nantinya akan bergabung dengan BUMN asal China yang mengambil 60 persen dari kepemilikan perusahaan patungan (joint venture), jika proposal asal China ditetapkan sebagai pemenang.
Operator IndonesiaDalam kesempatan yang berbeda, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan bahwa sebisa mungkin kereta cepat harus dioperasikan oleh pihak Indonesia. Bahkan menurutnya, hal tersebut menjadi salah satu kriteria utama penilaian pemenang tender proyek ini.
"Kita ingin nanti yang mengoperasikan kereta cepat itu adalah Indonesia dan sebisa mungkin menggunakan local content setinggi-tingginya," jelas Rizal pekan lalu.
Sebagai informasi, proyek kereta cepat yang tengah diperebutkan oleh kedua negara tersebut memiliki panjang sekitar 150 kilometer (km) dan memiliki waktu tempuh sebesar 36 menit. Baik China maupun Jepang rencananya akan mengambil titik-titik rute yang sama.
Proyek milik China memiliki nilai investasi US$ 5,5 miliar, dimana 25 persen merupakan modal bersama konsorsium BUMN lokal dan pihak China sedangkan 75 persen sisanya merupakan pinjaman dengan tenor 40 tahun berbunga 2 persen per tahunnya. Jika menang tender, China berjanji akam memulai proyeknya pada September tahun ini dan selesai pada 2018 mendatang.
Sedangkan Jepang menawarkan nilai investasi sebesar US$ 6,2 miliar, dimana sebanyak 75 persennya akan dibayar menggunakan pinjaman dengan tenor 40 tahun dan bunga pinjaman sebesar 0,1 persen. Jepang mengungkapkan membutuhkan waktu selama lima tahun untuk membangun kereta cepat penghubung Jakarta-Bandung itu, yaitu mulai 2015 hingga 2021.