Jakarta, CNN Indonesia -- Mandiri Sekuritas memprediksi tingkat inflasi Agustus 2015 berada di level 0,63 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya. Kendati demikian, inflasi Agustus secara tahunan diprediksi akan tetap meningkat.
Leo Rinaldy, ekonom Mandiri Sekuritas menyatakan Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan angka inflasi Agustus pada Selasa, 1 September. Ia memprediksi seluruh harga naik, kecuali tarif transportasi.
“Meskipun inflasi bulanan diprediksi akan melunak dibandingkan dengan posisi Juli, inflasi
headline tahunan diprediksi akan naik,” ujarnya dalam riset, Senin (31/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, secara keseluruhan inflasi diprediksi akan sebesar 0,63 persen secara bulanan pada Agustus. Tingkat tersebut lebih rendah daripada 0,93 persen secara bulanan pada Juli.
“Inflasi
year-on-year diprediksi akan naik menjadi 7,43 persen secara tahunan (konsensus 7,42 persen) dari 7,26 persen secara tahunan pada bulan sebelumnya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Leo menyatakan kenaikan inflasi tahunan didasari oleh inflasi bulanan yang hanya turun 0,47 persen pada Agustus. Sementara itu, menurutnya inflasi inti diprediksi tidak bergerak di angka 4,9 persen secara tahunan.
“Saat ini, kami meyakini Bank Indonesia tidak akan mengubah BI rate 7,5 persen, lebih karena risiko eksternal,” jelasnya.
Sebelumnya, BI memprediksi tingkat inflasi Agustus 2015 ada di level 0,3 persen atau terendah untuk rata-rata lima tahun terakhir di periode yang sama. Angka itu lebih rendah dari Agustus 2014 yang mencapai 0,47 persen dan inflasi bulan lalu yang mencapai 0,93 persen.
“Inflasi di survei Minggu keempat kami itu ada di kisaran 0,3 persen,“ tutur Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo di Kantor Pusat BI, Jakarta, pekan lalu.
Jika hasil survey yang dilakukan BI terbukti benar, maka level inflasi tahun ke tahun (
year on year/yoy) Agustus 2015 diperkirakan mencapai 7,08 persen. Atau lebih rendah dibandingkan inflasi Juli 2015 (yoy) yang berada di angka 7,26 persen.
Agus menilai, komoditas yang memberikan tekanan pada inflasi adalah ayam ras, telur ayam ras, dan beras. Sedangkan deflasi terjadi pada jasa pengangkutan antar daerah dan bawang merah.
“Jadi tentu nanti kita akan melihat bahwa pemerintah akan memberikan perhatian kepada harga daging ayam, telur ayam, maupun beras, dan harga daging sapi,” ujarnya.
(gen)