Jakarta, CNN Indonesia -- PT Panorama Sentrawisata Tbk mendapat berkah dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bisnis jasa perjalanan wisatanya justru meningkat dengan semakin perkasanya mata uang negeri Paman Sam.
Rama Tirtawisata, Group Managing Director Panorama Sentrawisata mengatakan dalam menghadapi tekanan ekonomi saat ini perusahaannya justru melihat ini sebagai momentum yang tepat untuk mempertajam strategi bisnis dan bekerja lebih kreatif.
“Menguatnya nilai dolar AS terhadap beberapa mata uang termasuk Indonesia justru terlihat sebagai peluang yang menguntungkan bagi Perseroan,” jelasnya melalui keterangan resmi, Rabu (2/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain pengaruh penguatan dolar AS, kata Rama, penambahan negara-negara bebas visa menjadi 92 negara menjadi faktor penting yang menumbuhkan bisnis travelnya. Selain itu, gejolak politik yang terjadi di Malaysia serta masalah keamanan yang merundung Thailand menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata murah dan aman yang dilirik turis mancanegara.
“Kami melakukan promosi-promosi agresif ke Amerika Utara, Timur Tengah dan Asia Selatan yang disinergikan dengan promosi pemerintah Indonesia di luar negeri, serta proaktif mendekatkan diri kepada agen-agen internasional, yang akhirnya menghasilkan keyakinan kepada wisatawan luar negeri bahwa,
this is the best time for traveling to Indonesia, very affordable, easy and safe," kata Rama.
Untuk pilar usaha
Travel & Leisure (
Outbound), Perseroan melalui beberapa merek usaha, diantaranya Panorama Tours, Tur EZ, Chan Brothers Indonesia, mengatur strategi dengan fokus menjual paket tur ke negara-negara yang juga mengalami penurunan nilai mata uang terhadap dolar AS seperti Eropa, Australia, Turki, Korea dan Tiongkok.
Dari sisi domestik, Rama mengungkapkan, penguatan dolar AS tidak menurunkan animo masyarakat Indonesia untuk berlibur. Namun, turis dalam negeri lebih cenderung untuk mengamati dan menunggu untuk melancong akibat perubahan nilai kurs yang mendadak.
“Semua orang pada akhirnya pasti butuh liburan, tinggal masalah ke mana dan kapan-nya. Mengacu pada hasil penjualan pameran wisata minggu lalu, kami mengalami peningkatan penjualan sebesar 30 persen untuk keberangkatan
low season September – November 2015,” kata Rama.
Atas dasar tersebut, lanjutnya, Perseroan tidak segan untuk menambah anggaran promosi dan akan mengadakan pameran
travel tunggal guna menjaring pendapatan dari penjualan paket wisata akhir tahun.
Sementara untuk pilar usaha Media, melalui anak usaha PT Reed Panorama Exhibition (RPE) menjalankan lebih dari 10 pameran akbar di tahun 2015 seperti MEGABUILD, KERAMIKA, Indonesia Maritime Expo, Indonesia Comic Con dan yang akan berlangsung dalam waktu dekat adalah Franchise License Expo Indonesia yang akan mempertemukan 150 ribu pengunjung dengan 1.500 pemilik lisensi waralaba setiap tahunnya.
“Untuk memenuhi
demand serta target penjualan, tahun depan RPE akan terus menambah jumlah
exhibition baru,” katanya.
Di sisi lain, pilar usaha Transportasi Perseroan, yang baru saja berganti nama menjadi PT WEHA Transportasi Indonesia Tbk (White Horse) akan tetap berfokus pada kekuatan lini bisnis yaitu penyewaan bus pariwisata, penyewaan mobil, taksi dan
city-shuttle services, baik dalam hal peningkatan kualitas pelayanan maupun pengembangan pasar baru.
Hingga akhir tahun, Perseroan melalui strategi-strategi diatas dan didukung dengan sinergi antar pilar usaha, Perseroan optimistis dapat meningkatkan pendapatan sebesar 10-15 persen untuk tahun 2015 dibanding tahun lalu.
(ags/ags)