Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) mencatat tingkat keyakinan konsumen pada Agustus 2015 menguat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) hasil survei BI selama Agustus 2015, yang naik 2,7 poin menjadi 112,6 dari bulan sebelumnya.
“Meningkatnya keyakinan konsumen tersebut didorong oleh kenaikan kedua indeks pembentuknya, yaitu Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini yang tercatat naik 2,4 poin menjadi 101,2 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat naik 3,1 poin menjadi 124 (dari bulan sebelumnya),” seperti dikutip dari Survei Konsumen BI Agustus 2015, Kamis (3/9).
Kendati demikian, masih dalam survei yang sama, konsumen memprediksi akan ada tekanan kenaikan harga pada November 2015. Pasalnya, Indeks Ekspektasi Harga (IEH) tiga bulan mendatang tercatat naik 10,6 poin menjadi 155. Diperkirakan, peningkatan tekanan melonjaknya harga terjadi pada kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tekanan kenaikan harga juga diprediksi masih berlanjut hingga Februari 2016 yang tercermin dari naiknya IEH enam bulan mendatang sebesar 1,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 163,6.
“Masih adanya kekhwatiran responden terhadap pelemahan nilai tukar rupiah dan penurunan subsidi pemerintah terhadap energi (listrik,gas, dan BBM) menjadi faktor pendorong meningkatnya tekanan kenaikan harga pada enam bulan mendatang,” jelas survei itu.
Sementara itu, responden memperkirakan akan ada peningkatan jumlah tabungan enam bulan mendatang akibat membaiknya ekspektasi penghasilan. Hal itu tercermin dari naiknya indeks perkiraan jumlah tabungan enam bulan mendatang dari 123,6 poin pada Januari 2016 menjadi 129,7 poin.
“Indeks ekspektasi penghasilan enam bulan mendatang tercatat naik 5,7 pon dari bulan sebelumnya menjadi 143,4, dengan peningkatan indeks terjadi pada kelompok responded dengan tingkat pengeluaran Rp 1-2 juta dan Rp 2-3 juta per bulan,” papar survei itu.
Kenaikan jumlah tabungan juga diikuti dengan naiknya jumlah pinjaman untuk enam bulan ke depan, yang tercermin dari naiknya indeks perkiraan posisi pinjaman enam bulan mendatang sebesar 5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 156,1 poin.
(ags)