Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi di sepanjang Agustus 2015 menyentuh angka 0,39 persen atau lebih rendah 0,54 persen ketimbang angka inflasi Juli yang mencapai 0,93 persen.
Kepala BPS Suryamin mengungkapkan penurunan inflasi terjadi setelah lewatnya masa Idul Fitri di mana permintaan akan barang dan jasa pada bulan Agustus menjadi normal kembali.
Suryamin mengatakan dengan adanya capaian inflasi di angka 0,39 persen pada Agustus kemarin, laju inflasi secara tahun berjalan (
year on year/yoy) menyentuh angka 7,18 persen. Sementara secara kumulatif, inflasi selama tahun kalender berjalan atau
year to date (ytd) dihitung mencapai 2,25 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak 2007 inflasi pada Agustus ini yang terendah," ujar Suryamin dalam konferensi pers di kantor BPS pusat, Jakarta, Selasa (1/9).
Suryamin melanjutkan sumbangan inflasi tertinggi berasal dari sektor pendidian dan rekeasi yang mencapai 1,72 persen. Hal itu disebabkan pada saat itu merupakan tahun ajaran baru bagi anak sekolah.
Sementara penyumbang inflasi terbesar kedua berasal dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,71 persen.
Komponen penyumbang inflasi lainnya yaitu kelompok kesehatan 0,7 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,72 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,58 persen.
23 Kota DeflasiDengan begitu, laju inflasi komponen inti pada Agustus 2015 diketahui telah mencapai 0,52 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Agustus 2015) sebesar 2,87 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) sebesar 4,92 persen.
Lebih lanjut, Suryamin menerangkan, dari 82 kota yang disurvei BPS mencatat terdapat 52 kota yang mengalami inflasi sementara 23 kota lainnya malah mengalami deflasi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 2,29 persen dan terendah di Sumenep, Kediri, Probolinggo sebesar 0,02 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Ambon yang mencapai minus 1,17 persen," ujarnya.
(gen)