Jakarta, CNN Indonesia -- Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak proposal kereta cepat (
high speed train) Jakarta-Bandung yang diajukan Japan Railways Group membuat kecewa Pemerintah Jepang.
Hal tersebut disampaikan oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yasuaki Tanizaki saat mengunjungi kantor Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, Jumat (4/9).
"Kami mengutarakan kekecewaan kami terhadap hasil evaluasi. Kekecewaan kami berdasarkan dua alasan," ujar Tanizaki.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan pertama menurutnya pemerintah memutuskan menolak proposal proyek kereta cepat yang diajukan Jepang dan meminta memperpanjang masa studi kelayakan (
feasibility study) terhadap proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Padahal Tanizaki mengaku pemerintahnya sudah mengeluarkan biaya banyak untuk mendanai studi kelayakan yang dilakukan sejak 2014 lalu. Tak hanya itu, transfer teknologi dari pekerja Jepang ke Indonesia pun juga gencar dilakukan.
"Tentu kami sudah mengeluarkan uang sangat banyak," ujarnya.
Kedua, lanjut Tanizaki, Jepang kecewa pemerintah Indonesia meragukan tingkat keamanan dan kualitas kereta cepat buatan mereka. Padahal menurutnya tingkat keamanan dan teknologi kereta cepat buatan Jepang sudah banyak diadaptasi di berbagai negara.
"Kami pastikan Jepang memiliki teknologi yang canggih dan keamanan yang tinggi, keputusan ini kami anggap sangat berat," ujarnya.
Kendati demikian, Tanizaki mengatakan Jepang akan tetap menghormati keputusan yang telah dibuat oleh Pemerintah Indonesia.
"Kami sangat menghormati apapun keputusannya, kami juga menghormati keputusan masyarakat. Hubungan bilateral kami akan tetap kuat dan terus berjalan," ujarnya.