Produksi Minyak Pertamina Masih di Bawah Target

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 04 Sep 2015 15:12 WIB
Jika dibandingkan dengan realisasi angka produksi dengan periode sama tahun lalu, produksi migas perseroan sepanjang tujuh bulan tahun ini meningkat 9,8 persen.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro. (Dok. Pertamina).
Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) melansir rerata angka produksi minyak dan gas bumi hingga akhir Juli 2015 baru mencapai 571 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka tersebut masih 4,3 persen di bawah target tahun ini yang dipatok pada kisaran 597 MBOEPD dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP).

Jika dibandingkan dengan realisasi angka produksi dengan periode sama tahun lalu, produksi migas perseroan sepanjang tujuh bulan tahun ini meningkat 9,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasalnya, pada periode Januari hingga Juli 2014 produksi migas Pertamina berada di angka 520 MBOEPD.

Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina mengatakan manajemen perseroan berkomitmen untuk terus menggenjot realisasi produksi migasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dari domestik, selain mempertahankan produksi dari lapangan-lapangan yang sudah ada prioritas Pertamina dalam dua tahu ke depan adalah menyiapkan proses pengambilalihan Blok Mahakam, perpanjangan Blok ONWJ, dan berkontribusi pada peningkatan Blok Cepu. Selain itu, Pertamina juga akan menggenjot produksi lapangan di luar negeri yang sudah dikuasai dan menambah blok-blok migas baru,” ujar Wianda seperti dikutip dari keterangan resmi Pertamina, Jumat (4/9).

Selama ini produksi migas Pertamina masih didominasi oleh produksi migas yang dihasilkan oleh dua anak usahanya yakni PT Pertamina Exploration & Production (PEP) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Untuk PEP, kata Wianda, produksi migas yang dihasilkan masih banyak berasal dari lapangan Prabumulih, Jatibarang, Unitisasi Sukowati, Sanga-Sanga, Bunyu dan Pendopo. Sedangkan untuk produksi migas PHE, bersumber dari blok ONWJ, WMO, CPP BOB, dan OSES untuk minyak, sementara gas berasal dari ONWJ, Corridor, Tomori, WMO dan Jambi Merang.

Akan tetapi, seiring dengan adanya tren pelemahan harga minyak yang saat ini berada di level US$ 40 per barel menjadikan Pertamina sebagai perusahaan migas di Indonesia yang paling banyak menunda pengerjaan upaya pengembangan sumur migas.

Berdasarkan hasil revisi rencana kerja dan anggaran perusahaan atau work plan and budget (WPNB) tahun ini, PEP diketahui telah membatalkan pengeboran 89 sumur dari rencana awal. Sementara dalam revisi WPNB terdapat 127 kegiatan pengembangan sumur migas dihentikan.

"Sebagian besar dari Pertamina EP," kata Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas, M. Zikrullah di Jakarta beberapa waktu lalu. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER