Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk sementara menguat pada perdagangan siang ini, sebaliknya rupiah justru terjerembab terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Setelah sempat dibuka menguat di bawah Rp 14.300 per dolar AS, rupiah berbalik melemah pada jeda siang ini, Senin (14/9) ke level Rp 14.306 per dolar AS (berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia)
Sementara itu, IHSG tercatat menguat 0,41 persen ke level 4.378. Nilai transaksi saham pada paruh hari ini tercatat Rp 1,43 triliun dengan volume perdagangan sebanyak 2,058 miliar saham. Adapun pemodal asing melakukan aksi beli bersih (
net buy) Rp 24 miliar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan, pada pekan ini bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) akan menggelar rapat dewan gubernur (FOMC) untuk memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga atau menundanya. Dalam FOMC nanti, The Fed akan mengumumkan sebuah keputusan yang sudah ditunggu oleh seluruh komunitas finansial di seluruh dunia.
“Banyak orang yang merasa takut. Banyak orang yang merasa khawatir. Di negara Indonesia yang kita cintai ini, ketakutan ini muncul berdasarkan cerita-cerita bahwa pemodal asing akan menarik dananya dari Indonesia," ujarnya dalam ulasan, dikutip Senin (14/9).
Menurutnya jika The Fed menaikkan suku bunga maka dana asing berpotensi berbalik ke luar dan semakin memukul nilai tukar rupiah.
"Itulah yang paling ditakutkan oleh orang berduit di negeri ini. Itulah yang dianggap sebagai sebuah kepastian,” katanya.
Sementara itu Rangga Cipta, ekonom PT Samuel Sekuritas mengatakan FOMC menjadi fokus utama saat ini. Data ekonomi AS yang diumumkan akhir pekan lalu belum juga berhasil meningkatkan harapan kenaikan suku bunga the Fed yang akan diumumkan pada FOMC mendatang.
“Sentimen turun dalam, sementara inflasi produsen masih negatif. Itu tercermin pada dollar index yang terus turun bersamaan dengan
yield US
Treasury. Di sisi lain, euro terus menguat akibat konsistensi perbaikan data ekonomi Zona Euro serta meredanya masalah utang Yunani," tuturnya.
Sebelumnya, Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat menjadwalkan FOMC pada Rabu dan Kamis, 16-17 September 2015 waktu setempat. Rapat tertutup tersebut dipercepat sehari guna membahas dan menentukan tingkat bunga acuan yang telah lama dipertahankan di level 0 persen selama hampir satu dekade.
(ags/gen)