Jakarta, CNN Indonesia -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap mengalami pelemahan meski paket kebijakan ekonomi diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo. Begitu juga dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Menanggapi kondisi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tidak ada cara yang instan dalam menggerakkan perekonomian domestik di tengah pelambatan ekonomi global. “Begini, tetap saja dunia sedang bergerak sendiri. Sebetulnya yang harus dilakukan menyusun kebijakan memastikan pelaksanannya jalan," kata Darmin.
Ia mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan paket kebijakan tahap kedua. Ia mengestimasikan paket tersebut akan keluar awal bulan Oktober. "Jangan harap dengan satu kali mengumumkan satu (paket) kebijakan dunia ini langsung berubah," ujar Darmin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah, mengikuti bursa regional. Indeks turun sebesar 4 poin (0,09 persen) ke level 4.343 setelah bergerak di antara 4.290-4.343 pada Kamis (10/9).
Sementara itu, di pasar valuta asing, nilai tukar rupiah melemah sebesar 71 poin (0,50 persen) ke Rp 14.332 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp 14.280-Rp 14.364 per dolar AS.
Kepala Riset PT First Asia Capital David Sutyanto mengatakan pelaku pasar tidak terlalu memperhitungkan paket kebijakan yang diterbitkan Presiden Joko Widodo. Pasalnya, selain karena besarnya pengaruh global, paket kebijakan tersebut juga dinilai tidak akan berdampak langsung. (Baca:
IHSG dan Rupiah Loyo, Pasar Tak Merespons Paket Jokowi?)
(ded/ded)