Penguasaan Lahan jadi Modal Pertamina Kelola Kawasan Berikat

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 21 Sep 2015 18:35 WIB
Pertamina memiliki lahan penimbunan BBM berkapasitas besar di Tanjung Batu, Balikpapan, Kalimantan Timur.
Depot BBM milik Pertamina. (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) memiliki lahan penimbunan bahan bakar minyak (BBM) berkapasitas besar di kawasan yang akan dijadikan Pusat Logistik Berikat (PLB) di Tanjung Batu, Balikpapan, Kalimantan Timur.

Direktur Fasilitas Kepabeanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kukuh Sumardono Basuki menjelaskan, keberadaan aset tersebut yang membuat BUMN minyak dan gas itu diberikan kewenangan khusus untuk mengelola kawasan PLB khusus untuk komoditi minyak dan gas di Tanjung Batu.

"Memang yang kita harap yang masuk adalah pemain-pemain besar, karena ini bukan mengelola gudang-gudang kecil, perhitungan yang di Tanjung Batu nanti supply dan eksplorasi migas akan di sana. Sehingga luasannya akan gede sekali akan ada beberapa pemilik barang di sana," ujar Kukuh kepada CNN Indonesia, Senin (21/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Kukuh, selain Pertamina ada juga beberapa perusahaan migas besar yang tertarik untuk memanfaatkan fasilitas PLB, tak terkecuali penanam modal asing. Namun, dia menegaskan, pengelola kawasan PLB haruslah perusahaan lokal dan bukan asing.

"Ibarat sebuah mall, pemilik mall haruslah perusahaan domestik, tapi untuk penghuni rukonya kami bebaskan dari asing maupun lokal," katanya.

Kukuh mengatakan, sebagai payung hukum akan terbit Peraturan Pemerintah (PP) pengganti  PP Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat. Dia optimistis pembentukan kawasan PLB di Balikpapan Kalimantan Timur mampu mengubah serangkaian bisnis hilir migas di Asia Tenggara yang selama ini dikuasai Singapura.

"Salah satu tujuannya adalah itu. Kami menyediakan PLB tujuannya adalah menarik hub dari luar ke sini, selama ini supply selalu berasal dari Singapura. Kenapa harus ke Singapura kalau di sini tersedia. Tujuan utama nya itu bersaing dengan mereka," katanya.

Kendati demikian, Kukuh menyadari upaya pemerintah untuk menggeser hub tersebut tidaklah mudah. Tantangan pun diprediksi akan datang dari Singapura yang diketahui selama ini menikmati manfaat ekonomi akibat perputaran distribusi migas yang transit di wilayahnya.

"Persaingan pasti ada. Namun Pak  Dirjen Bea dan Cukai (Heru Pambudi) dan Pak Menteri Keuangan (Bambang Brodjonegoro) mengingatkan bahwa tujuan ini adalah agar Indonesia bisa menjadi simpul distribusi yang baru. Berharap kita ada masukan barang yang bukan hanya untuk keperluan Indonesia tapi juga dunia," ujarnya. (ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER