Inflasi Diprediksi Rendah, IHSG Diramalkan Menguat

Agust Supriadi & Giras Pasopati | CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2015 06:05 WIB
Reliance Securites memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 4175-4270, sedangkan Sinarmas Investment Research memperkirakan indeks pada rentang 4205-4261.
Seorang karyawan mengambil gambar pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/9). (Antara Foto/Muhamad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diramalkan akan melanjutkan penguatan pada perdagangan awal Oktober, Kamis (1/10).  

Reliance Securites memprediksi IHSG akan bergerak pada kisaran 4175-4270 dengan kecenderungan naik. Sementara Sinarmas Investment Research memperkirakan indeks akan berada pada rentang 4205-4261 pada zona hijau.

Lanjar Nafi, Analis Reliance Securites menuturkan pada penutupan perdagangan bulan sebelumnya, Rabu (30/9), bursa Asia mayoritas berbalik menguat (rebound). Menuturnya, meningkatnya data penjualan rumah di Jepang yang jauh di atas ekspetasi membuat investor sedikit optimis akan kekuatan ekonomi di Asia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara IHSG, lanjut Lanjar Nafi, melanjutkan penguatan di akhir bulan lalu sebesar 45,5 poin sebesar 1,09 persen di level 4223,91 setelah sempat melemah di awal sesi.

"Investor (tampaknya) telah mengkaji ulang realisasi anggaran infrastruktur pemerintah dan paket kebijakan kedua yang dinilai membawa angin positif bagi bursa saham," jelasnya melalui riset harian Reliance Securities, Rabu (30/9).  

Berdasarkan catatannya, investor asing ikut antusias dengan mencatatkan aksi beli (net buy) sebesar Rp288,06 miliar. Namun, jumlah modal yang keluar (capital out flow) pada September masih cukup besar, yakni mencapai Rp7,1 triliun. Secara kumulatif, total capital out flow yang dialami IHSG sepanjang Agustus dan September mencapai Rp17,4 triliun rupiah.

Sementara penguatan juga terjadi pada pembukaan mayoritas bursa Eropa, yang rata-rata naik dua persen. Naiknya harga komodiatas dan sentimen dari China yang memangkas pajak kendaran berimbas postif pada optimisme investor di Eropa di akhir bulan lalu.

Sentimen Inflasi

Lanjar Nafi mengatakan sentimen selanjutnya di awal bulan ini akan muncul dari membanjirnya rilis data-data ekonomi dari seluruh dunia. Dari dalam negeri investor akan menunggu data indeks manufakturing Indonesia dan tingkat inflasi.

"Data Manufakturing PMI juga akan keluar di berbagai negara di dunia seperti China yang sangat dinantikan melihat hasil survey sebelumnya cukup buruk di bulan September," tuturnya.

Sinarmas Investment Research dalam kajiannya memperkirakan inflasi September yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini akan berada di level 0,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month) atau 7,16 persen secara tahunan (year on year).

"Saham-saham yang dapat diperhatikan: BBRI, BBCA, CPIN, SSIA," ujar Sinarmas. (ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER