Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan telah meneruskan 7 proyek infrastruktur yang mangkrak selama bertahun-tahun. Bahkan, beberapa proyek tersebut sudah ada yang terealisasi sepenuhnya.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengidentifikasi ketujuh proyek tersebut, yang terdiri dari 1 proyek jalan tol, 3 proyek jembatan, dan 3 proyek bendungan. Meskipun mendapat banyak tantangan di tengah proses realisasi, namun Basuki tetap puas proyek-proyek tersebut masih bisa tetap dilanjutkan.
"Proyek-proyek tersebut bisa dibilang sudah mangkrak sejak akhir 2014," jelas Basuki di Jakarta, Selasa (13/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk proyek jalan tol, Kementerian PUPR berhasil merampungkan jalan tol Cikopo - Palimanan (Cipali) sepanjang 117,65 kilometer yang dikelola oleh PT Lintas Marga Sedaya, yang merupakan anak usaha patungan PT Baskhara Utama Sedaya dengan perusahaan jalan tol terkemuka asal Malaysia, PLUS Expressways International Berhad. Jalan tol bernilai Rp 13,7 triliun ini telah diresmikan pada Juni lalu.
Sedangkan untuk proyek jembatan, Kementerian PUPR telah merampungkan jembatan DR Ir. Soekarno di Manado, Sulawesi Utara pada bulan Mei lalu. Sedangkan dua jembatan lain, yaitu jembatan Merah Putih di Maluku dan jembatan Tayan di Kalimantan Barat masih dalam pengerjaan dengan perkembangan proyek masing-masing sebesar 90,88 persen dan 96 persen.
Di sisi proyek bendungan, Kementerian PUPR masih mengerjakan bendungan Bajulmati, Jawa Timur dengan kapasitas 7,5 juta meter kubik direncanakan selesai pada tahun ini. Sedangkan bendungan Nipah, Jawa Timur rencananya akan mulai digenangi pada bulan November mendatang dan bendungan Jatigede, Jawa Barat telah digenangi sejak Agustus lalu.
"Nantinya, penggenangan bendungan Jatigede ini akan memakan waktu selama 219 hari dan diharapkan rampung pada bulan Maret hingga April tahun depan. Jika itu sudah selesai, maka bendungan Jatigede akan menjadi bendungan terbesar kedua di Indonesia, dengan volume 980 juta meter kubik," tambahnya
Meski berhasil meneruskan proyek-proyek tersebut, Basuki mengaku jika upaya tersebut masih terkendala beberapa hal. Ia mengatakan, beberapa tantangan tersebut adalah pemanfaatan sumber daya pendukung infrastruktur yang belum maksimal dan juga beban kerja yang berat karena Kementerian PUPR juga langsung melaksanakan proyek-proyek baru yang muncul tahun ini, di samping mengerjakan proyek mangkrak tersebut.
"Kendati banyak tantangannya, kami harap bisa meingkatkan indeks daya saing infrastruktur Indonesia. Saat ini, kita menduduki peringkat 72, atau naik dari tahun sebelumnya di mana kita menduduki peringkat 82," ujarnya.
Demi mengantisipasi munculnya proyek mangkrak lainnya, instansinya telah membentuk Badan Infrastruktur Wilayah yang bertujuan untuk mensinergikan perencanaan pembangunan di daerah dengan proyek-proyek prioritas milik Kementerian PUPR.
"Intinya kami ubah sistem programming dengan memetakan 35 kawasan strategis sehingga pembangunan proyek infrastruktur tak berjalan sendiri-diri," tambah Basuki.
(gir/gir)