Rizal Ramli Luruskan Berita Soal Percobaan Sogokan Freeport

Sandy Indra Pratama | CNN Indonesia
Kamis, 15 Okt 2015 02:02 WIB
Rizal Ramli mengaku pernah menolak upaya suap PT Freeport, saat dirinya menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli meluruskan pemberitaan soal adanya upaya percobaan penyogokan terhadap dirinya yang ditulis CNN Indonesia. Dalam pemberitaan sebelumnya, Rizal ditulis sebagai berikut:

Menteri Rizal Ramli mengaku pernah dicoba dirayu oleh pihak perusahaan tambang raksasa asal Amerika Serikat, PT Freeport, saat dirinya melakukan negosiasi dengan pihak perusahaan itu. Kala itu Rizal menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Di hadapan anggota Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa lalu, Rizal menceritakan pengalaman pertemuan dengan James Moffet, Presiden Direktur Freeport McMoran selaku induk usaha Freeport Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2000, menurut Rizal, dirinya pernah bertemu James Moffet untuk melakukan renegosiasi kontrak Freeport Indonesia. Saat itu Rizal ditunjuk sebagai Tim Negosiasi kontrak dengan anggota Mantan Menteri Luar Negeri Alwi Sihab dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro sebagai anggota.

"Begitu duduk saja, Moffet keluarkan tiga halaman paper. Dia bilang 'Rizal Ramli, we are ready to pay the government of Indonesia US$ 3 billion, tapi tolong lupakan sejarah perpanjangan kontrak 1980-an," ujar Rizal menirukan ucapan Moffet.

Namun pada saat itu, Rizal mengaku tidak begitu saja mengambil tawaran yang diajukan oleh James Moffet. Ia pun meminta Tim Negosiasi melakukan perhitungan dan analisis yang lebih jelas mengenai bisnis Freeport Indonesia.

"Bisnis Freeport bukan hanya tambang di Indonesia, tapi dagingnya disedot oleh Freeport McMoran yang listing di New York Stock Exchanges. Kalau dijelaskan keuntungan Freeport luar bisa besar," jelas Rizal.

"Saya waktu itu masih sangat muda, sangat sableng, akhirnya saya gebrak meja. 'James are you going to bribe me? Anda pikir saya pemimpin negara Afrika? Anda bayar US$ 5 miliar. Anda setuju kita bisa temenan?," kata Rizal menirukan ucapannya saat itu.

Tawaran senilai US$ 5 miliar -yang sebelumnya ditawarkan kepada senilai US$ 3 miliar- dijelaskan dalam surat hak jawab yang dikirimkan kepada CNN Indonesia, merupakan uang ganti rugi atau kompensasi yang harus dibayarkan PT. Freeport, atas kerusakan lingkungan hidup dan kecilnya royalti yang dibayarkan kepada Indonesia selama ini. Uang, masih menurut surat hak jawab tersebut sepenuhnya akan dikembalikan untuk pembangunan Provinsi Papua.

Sementara itu, persoalan upaya penyogokan terhadap Rizal, menurut surat hak jawab dicoba diajukan lewat tawaran bepergian ke Broadway untuk menonton musik klasik dengan naik pesawat jet pribadi James Moffet. Namun Rizal menolak.

Usai kejadian itu, Rizal mengklaim James Moffet langsung menunjukan sikap hormat kepadanya.

"Ini (Moffet) orang yang ditakuti di Indonesia. Semua pejabat Indonesia ketakutan. Tapi kalau kita firm menegakkan kepentingan kita, enggak mudah disogok, mau kok mereka menyerah. James Moffet sekarang mau ketemu saja, saya tolak," tegas Rizal.

Dalam konteks perpanjangan kontrak yang tengah diajukan Freeport, Rizal juga menuntut Freeport mengolah limbah dari tambang Grasberg dengan baik supaya tidak mencemari lingkungan.

"Bereskan limbah tailing. Di Teluk Meksiko, BP (British Petroleum) menumpahkan minyak, pemerintah Amerika Serikat hukum dia denda US$ 30 miliar. Tapi di Indonesia perusahaan asing seenak-enaknya karena pejabat bisa dilobi, semua bisa diatur," tuturnya.

Catatan Redaksi:
Berita ini merupakan pemuatan hak jawab dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli. Esensi dari hak jawab yang dimaksudkan tercantum pada paragraf ke sembilan dan sepuluh tulisan di atas. CNN Indonesia memohonkan maaf atas ketidaknyamanan. (sip/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER