Laba BRI Terkerek 1,41 Persen Bermodalkan Pendapatan Bunga

CNN Indonesia
Kamis, 22 Okt 2015 19:38 WIB
Penyediaan dana murah melalui dana giro dan tabungan (CASA) menjadi pilihan manajemen BRI sebagai sumber dana pembiayaan.
Gedung kantor pusat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (Dok. BRI).
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan laba sebesar Rp 18,29 triliun hingga kuartal III 2015 atau naik 1,41 persen apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Manajemen mengatakan bahwa peningkatan ini disebabkan oleh gencarnya perusahaan dalam mencari dana murah, sehingga meningkatkan pendapatan bunga.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan kalau strategi tersebut dilakukan demi meningkatkan laba yang tak harus membebani nasabah. Maka dari itu, penyediaan dana murah melalui dana giro dan tabungan (CASA) menjadi pilihan perseroan sebagai sumber dana pembiayaan.

"Untuk profitabilitas, kami mengurangi cost of fund dengan menyediakan dana murah seperti melalui CASA untuk memperkuat funding structure. Hal itu pun tentunya sangat berdampak bagi peningkatan laba bersih kami pada kuartal III tahun ini," jelas Asmawi di Jakarta, Kamis (22/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai buktinya, Asmawi mengatakan kalau 56,2 persen Dana Pihak Ketiga (DPK) perusahaan berasal dari CASA, yang mana dana ini meningkat sebesar 18,3 persen dari angka Rp 290,2 triliun per September 2014 menjadi Rp 343,3 triliun pada periode yang sama tahun ini. Hal itu, menyebabkan pendapatan bunga perusahaan tumbuh sebesar 16,12 persen dari Rp 52,45 triliun pada kuartal III tahun lalu ke angka Rp 60,92 triliun pada periode yang sama tahun ini.

"Tak hanya funding dana-dana murah, namun kami juga mengalami perbaikan dari dana mahal seperti deposito. Kami mencatat adanya kenaikan sebesar 5,5 persen dari posisi kuartal III tahun lalu ke pada periode yang sama tahun ini," jelasnya.

Kendati pertumbuhan pendapatan bunga meningkat dua digit, tapi hal itu jauh berbeda dengan angka pertumbuhan laba yang hanya tumbuh tipis satu digit. Menyikapi hal ini, perusahaan menganggap kalau tingginya beban-beban operasional menyebabkan timpangnya kedua pertumbuhan indikator tersebut.

Sebagai informasi, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari angka 66,01 persen di kuartal III tahun lalu ke angka 69,40 persen di periode yang sama pada tahun ini. Kendati saat ini belum memberikan hasil yang optimal, namun strategi dana murah ini masih akan dilakukan perusahaan untuk menggenjot laba pada periode-periode berikutnya.

"Yang kita coba lakukan adalah memperbanyak dana murah tanpa menurunkan pertumbuhan laba. Ada peluang untuk menurunkan suku bunga kredit ke depannya, itu pun kalau kami anggap sudah bisa menurunkan cost of fund," tutur Asmawi.

Sebagai informasi, proporsi DPK BRI per kuartal III 2015 masih didominasi oleh CASA dengan besaran proporsi 56,16 persen dari total DPK sebesar Rp 611,32 triliun. Sedangkan dana deposito sendiri memiliki proporsi 43,84 persen dari total DPK dengan besaran Rp 268,01 triliun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER