Sentimen Variatif, Laju Obligasi Diharapkan Positif

CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2015 03:03 WIB
Pemerintah akan kembali melakukan lelang Lelang Surat Utang Negara dalam mata uang rupiah pada Selasa, 27 Oktober 2015 dengan target Rp 10,5 triliun.
Petugas mengangkat tumpukan uang di Cash Center BNI, Jakarta, Rabu, 1 April 2015. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pergerakan harga obligasi pada pekan ini diperkirakan mampu positif kendati perhatian pelaku pasar bakal tertuju pada rapat bank sentral AS (The Fed). Data ekonomi diharap positif kendati terdapat spekulasi penaikan suku bunga AS yang dapat mempengaruhi pasar.

“Kami berharap data-data yang dirilis dapat memberikan angin segar pada pasar obligasi. Apalagi jika sentimen di pekan depan dapat lebih positif sehingga dapat membantu laju pasar obligasi dapat berbalik menguat,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities, Reza Priyambada, kemarin.

Namun demikian, Reza menilai perlu diwaspadai jika nantinya ada potensi pembalikan arah. Ia mengharapkan penguatan dapat kembali terjadi seiring masih adanya seri-seri obligasi yang masih di bawah harga par nya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang di kisaran 25 hingga 80 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” jelasnya.

Di pekan depan, lanjutnya, pemerintah akan kembali melakukan lelang Lelang Surat Utang Negara dalam mata uang rupiah pada hari Selasa, 27 Oktober 2015. Jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp 7 triliun dengan jumlah target maksimal yang dimenangkan sebesar Rp 10,5 triliun rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015. Adapun seri-seri sebagai berikut:

a. Seri SPN12160708 (reopening) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 8 Juli 2016;
b. Seri FR0053 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,250 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 Juli 2021;
c. Seri FR0056 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 September 2026;
d. Seri FR0073 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,750 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 Mei 2031; dan
e. Seri FR0067 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,750 persen dan jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2044.

Sebelumnya, pada pekan kemarin, Pemerintah Indonesia telah melakukan lelang penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari Selasa, tanggal 20 Oktober 2015.

Reza menjelaskan, di pekan kemarin, nilai permintaan yang diminta pelaku pasar mengalami penurunan dari lelang SBSN sebelumnya. Maraknya aksi jual dan tren pelemahan pasar obligasi turut mempengaruhi hasil lelang di pekan kemarin.

“Dalam hal penyerapannya mampu lebih baik dari lelang SBSN sebelumnya. Lelang SBSN yang terserap lebih banyak pada tenor jangka panjang yang terlihat dari besaran bid to cover-nya,” jelasnya.

Dalam lelang kali ini, ia menjelaskan, total permintaan yang masuk mencapai Rp 2,99 triliun, lebih rendah dibandingkan lelang SBSN periode sebelumnya, Selasa (6/10) yang mencapai Rp 4,40 triliun. Pada lelang kali ini, lelang berhasil diserap Rp 1,73 triliun atau lebih rendah dari target indikatif yang ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 2 triliun. Pemerintah memenangkan seluruh seri SBSN.

Adapun seri yang dimenangkan antara lain seri SPN-S07042016 dengan permintaan yang masuk dari investor Rp 1,47 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk sebesar 7,19 persen dan imbal hasil tertinggi 8,00 persen. Seri ini diserap Rp 1 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,26 persen dan tingkat imbalan diskonto.

Kemudian, seri PBS006 mengalami permintaan Rp 867,10 miliar dengan imbal hasil terendah 8,63 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 10,13 persen serta diserap Rp 605 miliar. Terakhir, Seri PBS009 mengalami permintaan Rp 653,50 miliar dengan imbal hasil terendah 8,44 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk 9,66 persen serta diserap Rp 125 miliar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER