Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi di tengah pelemahan bursa global.
Sore ini (29/10), indeks tercatat turun 2,97 persen atau 136 poin ke level 4.472, setelah bergerak di antara 4.472 hingga 4.605.
Pun faktor yang menjadi katalis negatif terhadap laju perdagangan IHSG hari ini tak lepas dari hasil rapat rutin bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve yang mulai membuka opsi untuk menaikan suku bunga acuannya pada bulan Desember.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Investor cenderung khawatir akan dampak negatif yang akan terjadi,” jelas Lanjar dalam ulasan yang diterima CNN Indonesia.
Seiring dengan melemahnya posisi IHSG,
nilai tukar rupiah di pasar valuta asing juga terkoreksi signifikan sebesar 139 poin (1,03 persen) ke kisaran Rp 13.619 per dolar AS.
Lanjar menambahkan, pelemahan Rupiah juga tak lepas dari tekanan dolar AS terhadap rupiah pasca rencana penaikan suku bunga The Fed akhir tahun ini.
“Aksi panic selling investor asing pun menambah kekhawatiran,” ujarnya.
Di kesempatan yang sama, Mandiri Sekuritas mencatat pada perdagangan hari ini seluruh investor membukukan transaksi sebesar Rp 5,91 triliun yang terdiri dari transaksi reguler senilai Rp 4,81 triliun, transaksi negosiasi sekitar Rp 1,08 triliun, dan transaksi tunai mencapai Rp 15,96 miliar.
Sedangkan di pasar reguler investor asing tercatat membukukan transaksi jual bersih atau
net sell mencapai Rp 691,34 miliar.
Masih mengacu pada catatan Mandiri Sekuritas, sebanyak 48 saham hari ini tercatat naik, 233 saham bergerak turun, 74 saham tidak bergerak, dan 206 saham tidak ditransaksikan.
Sementara seluruh 10 indeks sektoral melemah, dipimpin oleh sektor industri dasar yang turun 4,82 persen dan sektor aneka industri yang turun 4,03 persen.
Di mana saham di sektor industri dasar yang paling terkoreksi adalah PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP, Rp 138) yang turun 9,8 persen dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP, Rp 18.350, NEUTRAL, TP Rp 21.600) yang turun 8,71 persen.
Di sektor aneka industri, saham yang paling melemah adalah PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT, Rp 242) sebesar 9,7 persen dan PT Voksel Electric Tbk (VOKS, Rp 835) sebesar 9,24 persen.
(dim/dim)