Darmin Nasution: Indonesia Gabung TPP Asal Menguntungkan

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 02 Nov 2015 16:05 WIB
Darmin Nasution menilai Indonesia perlu belajar dari Vietnam yang sudah bergabung dalam Trans-Pasific Partnership (TPP).
Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan paparan dalam "Sosialisasi Kebijakan Ekonomi" di Kantor Kementrian Perekonomian, Jakarta, Kamis, 15 Oktober 2015. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menegaskan pemerintah bermaksud membawa Indonesia masuk dalam Trans-Pasific Partnership (TPP). Sebelum itu, lanjutnya, pemerintah masih perlu memperhitungkan potensi keuntungan atau kerugian dari kemitraan internasional tersebut bagi Indonesia.

"(Dampak) itu termasuk yang kita harus pelajari. Untung-ruginya, dan bagaimana kalau masuk. Ya jangan supaya rugi," ujarnya di Istana Kepresidenan, Senin (2/11).

Darmin mengatakan pemerintah masih menunggu Pemerintah AS mengirimkan dokumen-dokumen dan draft mengenai TPP untuk dijadikan bahan pertimbangan. Menurutnya, pemerintah AS masih perlu membahas kemitraan Trans-Pasifik tersebut bersama kongres.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi bukan penjajakan, tapi kan ini bermaksud (gabung TPP) dan bermaksud bukan berarti masuk," tuturnya.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini masih belum bisa menerka apakah Indonesia akan diuntungkan atau dirugikan jika bergabung di TPP. Namun, Indonesia bisa belajar dari Vietnam yang sudah bergabung ke TPP lebih dahulu.
 
"Jadi perhitungannya lebih rumit. Kita harus lihat juga, Vietnam dapat apa, kita bisa kehilangan apa," ucapnya.

Presiden Joko Widodo ketika menemui Presiden AS BArack Obama di Washington beberapa pekan lalu, mengutarakan keinginannya membawa Indonesia bergabung dalam TPP. Dia menilai Indonesia negara liberal yang potensial karena memiliki jumlah penduduk mencapai 250 juta jiwa.  

TPP merupakan kerangka hukum bagi kerja sama perdagangan bebas dan liberalisasi di berbagai sektor ekonomi yang melibatkan 40 persen kekuatan ekonomi dunia dan 792 juta penduduk yang tersebar di AS, Australia, Brunei Darussalam, Chili, Jepang, Malaysia, Peru, Singapura, Vietnam, Mexico, Canada dan Selandia Baru. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER