Jakarta, CNN Indonesia -- Guna meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, Pemerintah kembali menginisiasi kerjasama bilateral pada Senin (2/11) dengan India.
"Kerjasama ini dilakukan karena mereka sukses mengembangkan energi angin dan surya. Terutama angin di mana 70 persen energi baru terbarukan India dari angin," kata Rida Mulyana, Direktur Jenderal EBTKE Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam keterangan resminya.
Dalam penandatanganan nota kesepahaman dengan Duta Besar India untuk Indonesia dan Timor Leste Gujrit Singh, kedua negara bersepakat meningkatkan kerjasama dalam beberapa hal meliputi, pertukaran informasi dan teknologi, serta mengembangkan suatu proyek dan riset secara bersama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak cuma itu, tambah Rida kedua pihak juga akan mendorong peningkatan transfer teknologi, mendorong promosi dan investasi, sampai pada mendorong dialog masalah kebijakan serta terakhir pengembangan sumber daya manusia atau
capacity building.
"Potensi angin mereka besar, jadi mereka memiliki banyak wind farm yang ingin saya pelajari dari mereka. Kok bisa mereka jual listrik angin dengan tarif sangat rendah?" tuturnya.
Seperti diketahui, saat ini harga jual listrik di India berada di angka tak lebih dari US$ 20 sen per kilo watt per hour (kWh). Rida menjelaskan, rendahnya harga jual listrik tersebut dilatarbelakangi oleh kebijakan pemerintah India yang sangat mendukung pemanfaatan EBT dan tidak lagi bergantung pada impor bahan baku.
"Awal-awal mereka memang masih bergantung pabrikan luar, tapi sekarang tidak lagi. Ada tax holiday untuk pengembang, listrik yang dijual tidak kena pajak, dan pemerintah memberikan subsidi untuk lahan (
inkind) untuk pengembangan energi angin," pungkasnya.
(gen)