Pemerintah Tak Punya Skenario Antisipasi Pelebaran Defisit

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Sabtu, 07 Nov 2015 05:08 WIB
Kementerian Keuangan meramalkan defisit APBNP 2015 bakal melebar dari rencana awal 1,9 persen dari PDB menjadi sekitar 2,23 persen dari PDB.
Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro (kanan) didampingi Dirjen Anggaran Askolani menyampaikan penjelasan mengenai kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal 2016 kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5). (Antar Foto/Subur)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengaku belum punya skenario untuk mengantisipasi risiko pembengkakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015.  

Direktur Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan mengakui pemerintah tidak memiliki skenario yang spesifik untuk mengatasi pelebaran defisit anggaran negara. Pasalnya, lanjut dia, sistem pengawasan dan evaluasi anggaran sudah berjalan secara rutin.

"Tidak ada skenario. Nanti kita pantau dan kita monitoring Kita punya monitoring evaluasi bulanan, mingguan, ini kita lakukan rutin. Dan bukan cuma tahun ini, tiap tahun kita lakukan," ujar Askolani saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (6/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Kementerian Keuangan memperkirakan realisasi penerimaan negara terutama dari pajak bakal meleset dari target tahun ini. Sementara itu, dengan kebutuhan belanja yang cukup besar, maka defisit APBNP 2015 diramalkan bakal  melebar dari rencana 1,9 persen dari PDB menjadi sekitar 2,23 persen dari PDB.

Kendati demikian, Askolani menegaskan pemerintah tidak akan memangkas alokasi anggaran belanja kementerian/lembaga (K/L). Dia memastikan alokasi belanja K/L tetap sebesar Rp 795,5 triliun.

"Tidak ada yang dipangkas, semua tetap," ucap Askolani menegaskan.

Ia mengakui kegiatan belanja yang progresif pada kuartal IV akan akan berpengaruh terhadap arus ka‎s (cashflow) mengingat dari sisi penerimaan yang masuk tak sesuai dengan harapan. Sementara itu, memaksakan penarikan pembiayaan dalam waktu sempit juga akan menimbulkan risiko.

"Semuanya itu tergantun mana yang paling cepat, belanja atau penerimaan. Semua itu bisa di-adjust buat dioptimalkan. Kalau belanjanya bisa dikendalikan ya kendalikan," katanya. (ags/gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER