Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) untuk wilayah Sulawesi Utara Peter Jacobs memprediksi laju inflasi kota Manado sampai dengan akhir 2015 bakal menembus level 5 persen (
year on year/yoy).
Tingginya inflasi Manado sendiri tak lepas dari kian dekatnya perayaan hari raya Natal yang jatuh pada 25 Desember mendatang.
"Kami kira semuanya masih disebabkan oleh harga bahan-bahan makanan utama yang terus menunjukan kenaikan dalam beberapa waktu terakhir. Belum lagi kalau di Sulawesi Utara, perayaan Natal sudah mulai dirayakan jauh-jauh hari sebelum tanggal 25 Desember. Jadi hitungan kami inflasi di akhir tahun bisa ada di 5 persenan lha," tutur Peter di Manado akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menyusul tingginya prediksi laju inflasi Manado, Peter bilang sudah seyogyanya Pemerintah melalui Perusahaan Umum Bulog segera mengambil langkah untuk mengantisipasi penaikan harga barang-barang. Ini diperlukan agar penaikan harga barang-barang bisa dikendalikan secara efektif.
"Jika tak ada upaya stabilisasi, tentunya inflasi bisa di atas angka 5 persen. BI sendiri siap berkoordinasi dengan lembaga pemerintah terkait untuk mengendalikan inflasi," tuturnya.
Asal tahu saja, pada Oktober kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat besaran inflasi Manado menembus 1,49 persen, atau yang tertinggi ketimbang kota-kota lainnya di Indonesia.
Dengan laju penaikan tersebut, secara
year to date (ytd) inflasi Manado sampai dengan akhir bulan kemarin telah berada di level 3,76 persen.
Di mana komponen penyumbang inflasi selama Oktober berasal dari kelompok bahan makanan seperti tomat sayur yang mengalami penaikan harga sebesar 0,67 persen, daun bawang yang naik sekitar 0,37 persen, hingga penaikan harga cabai rawit yang berada di kisaran 0,11 persen.
"Tomat, bawang dan cabai rawit merupakan bahan makanan utama di Manado yang harganya tidak dapat dikendalikan langsung oleh Bulog, karena itu ada di ranah distributor. Jadi salah satu strategi untuk mengendalikan inflasi, ya Bulog harus menjaga komoditas utama lain seperti beras, gula dan lain-lain menjelang perayaan Natal," tandas Peter.
Ekonomi IbukotaKantor Perwakilan BI di Jakarta menyebut, perekonomian Provinsi DKI Jakarta tumbuh 5,96 persen pada kuartal III 2015, lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya di angka 5,15 persen. Angka pertumbuhan tersebut meningkat cukup signifikan dan berada di atas prakiraan BI.
“Peningkatan belanja pemerintah pusat, ekspor jasa berupa peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), dan peningkatan kinerja perdagangan antardaerah adalah faktor-faktor utama yang mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Jakarta di kuartal ini,” bunyi pernyataan BI dalam keterangan resmi.
BI menyebut di tengah serapan belanja APBD yang mulai membaik, peningkatan belanja pemerintah pusat melalui Kementrian dan Lembaga yang ada di Jakarta berdampak signifikan pada meningkatnya total konsumsi pemerintah di Jakarta. Setelah mengalami kontraksi pada kuartal sebelumnya, dorongan belanja ini menjadikan konsumsi pemerintah di Jakarta tumbuh positif dan menyumbang cukup besar terhadap peningkatan pertumbunan ekonomi Jakarta.
“Dorongan pertumbuhan juga berasal dari kinerja ekspor jasa yang berasal dari peningkatan jumlah kunjungan wisman. Kebijakan pembebasan visa yang diterapkan sejak Juli 2015 ditengarai menjadi pemicu peningkatan wisman, terutama yang berasal dari China,” ujar BI.
Kunjungan wisman pada kuartal III 2015 yang meningkat 14,1 persen disebut mampu menopang tingkat hunian hotel dan meningkatkan kinerja lapangan usaha Akomodasi, Makan dan Minum.
BI memperkirakan perbaikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III akan terus berlanjut pada kuartal IV 2015 sehingga pertumbuhan ekonomi Jakarta secara keseluruhan tahun ini akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya, yaitu dari kisaran 5 persen-5,4 persen menjadi 5,4 persen-5,8 persen.
(gen)