LAPORAN DARI MANILA

APEC Dukung Indonesia Berantas Pencurian Ikan

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Selasa, 17 Nov 2015 14:48 WIB
Topik tersebut dibahas dalam pertemuan menteri-menteri dalam APEC Ministerial Meeting yang berlangsung sejak Senin kemarin.
Forum Asia-Pacific Economy Cooperation (APEC) di World Trade Center Manila, Filipina, Senin (16/11). (CNN Indonesia/Elisa Valenta Sari)
Manila, CNN Indonesia -- Pertemuan tingkat tinggi menteri-menteri negara yang tergabung dalam forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) sepakat mendukung perang melawan aksi pencurian ikan (Illegal, Iregulated and Unreported Fishing).

Topik tersebut dibahas dalam pertemuan menteri-menteri dalam APEC Ministerial Meeting yang berlangsung sejak Senin kemarin. Topik IUU Fishing disebut menjadi perhatian para negara-negara APEC yang memiliki sumber daya laut potensial khususnya Indonesia.

Sekretaris Perdagangan dan Industri Filipina Gregory Dominggo mengatakan perang melawan aksi IUU Fishing merupakan aksi untuk melanjutkan pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan lingkungan dan berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IUU Fishing akan masuk dalam konsep penerapan Blue Economy yang bertujuan untuk mempromosikan Global Value Chain.

Jaringan Produksi Global atau Global Value Chain (GVC) merupakan revolusi sistem produksi pada abad 21 ini dimana produksi dan distribusi suatu barang diselenggarakan secara bersama-sama oleh beberapa negara

"Kami setuju untuk meningkatkan kebijakan yang lebih memperhatikan lingkungan, untuk itu IUU Fishing, ketahanan energi, infrastruktur dan adaptasi terhadap bencana alam lebih diperhatikan," ujar Dominggo dalam konferensi pers di World Trade Center Manila, Selasa (17/11).

Dominggo juga mengatakan keamanan pangan telah menjadi keprihatinan yang meningkat di antara banyak negara APEC akibat kenaikan harga pangan dan volatilitas harga pangan.

Ekonomi APEC dihadapkan dengan tantangan permintaan dan penawaran atas pangan. Di sisi permintaan, ekonomi APEC harus berurusan dengan populasi global yang akan mencapai diperkirakan 9,6 miliar di 2050. Pertumbuhan pendapatan dan urbanisasi juga mengakibatkan perubahan pola konsumsi pangan di Asia-Pasifik.

Di sisi penawaran, tantangan perubahan iklim akan menjadi lebih berat di tahun-tahun mendatang. Perubahan iklim dinilai mampu berdampak negatif terhadap hasil tanaman pangan, produk perikanan, dan hasil budidaya serta kemampuan untuk memperluas produksi pangan, termasuk menangkap ikan. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER