Jakarta Setiabudi Internasional Siapkan Belanja Modal Rp1,6 T

CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2015 09:45 WIB
Perusahan properti PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk gagal mengeksekusi belanja modal sebesar Rp1,2 triliun pada tahun ini menyusul perlambatan ekonomi.
Manajemen PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk meninjau maket proyek Setiabudi SkyGarden di Jakarta, 17 Februari 2012. (dok.PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahan properti PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk gagal mengeksekusi belanja modal sebesar Rp1,2 triliun pada tahun ini menyusul perlambatan ekonomi nasional. Anggaran tersebut akan dialihkan untuk menggenapi rencana belanja modal atau capital expenditure (Capex) perseroan pada tahun depan sebesar Rp1,6 triliun.

“Dengan kondisi ekonomi yang melambat, jadi capex tidak dibelanjakan sesuai yang dianggarkan. Jadi capex (2015) di-save untuk 2016," tutur Direktur Jakarta Setiabudi Internasional, Chandra P. Asali dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (24/11).

Chandra merinci, anggaran capex tahun depan akan dialokasikan separuhnya atau sebesar Rp800 miliar mendanai sejumlah proyek properti di Bali. Antara lain untuk merenovasi dan penambahan fasilitas baru Hotel Grand Hyatt Bali dan pembangunan hotel bintang lima, Andaz Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Rp 300 miliar akan dialokasikan untuk pengadaan lahan (landbank) dan Rp 200 miliar untuk membiayai proyek multifungsi (mixed used) di lahan seluas 3,8 hektar di kawasan Mega Kuningan, Jakarta.

“Sisanya untuk proyek lain,” ujarnya.

Menurut Chandra, 70 persen dari sumber pendanaannya akan berasal dari pinjaman perbankan, sedangkan 30 persen sisanya berasal dari kas internal perusahaan.

Pada kuartal III 2015, emiten bertikar JSPT ini mencetak laba bersih sebesar Rp159,88 miliar atau turun 31 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp231,98 miliar.

Pencapaian laba tersebut disokong oleh pendapatan usaha sebesar Rp891,79 miliar atau turun 4,1 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp930,38 miliar. Kontribusi terbesar berasal dari bisnis hotel yang mencapai Rp 577,38 miliar dari total pendapatan.

Sementara beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 300,72 miliar, turun 7,7 persen dari posisi akhir September 2014, Rp 325,71 miliar. Selanjutnya, beban usaha per akhir kuartal III 2015 mencapai Rp 379,31 persen atau naik 9,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Per akhir September 2015, perusahaan memiliki total aset senilai Rp 3,7 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu, Rp 3,58 triliun. Adapun total utang perusahaan tercatat sebesar Rp 1,25 trliun, turun dari utang per akhir kuartal III tahun lalu, Rp 1,27 triliun.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER