Jakarta, CNN Indonesia -- Para taipan yang mengalami penyusutan jumlah harta sepanjang 2015, diminta untuk mewaspadai belum pulihnya harga komoditas tahun depan. Sejumlah analis yang dihubungi CNN Indonesia memperkirakan pengusaha yang masih menggantungkan bisnisnya pada produk hulu dipastikan masih harus merelakan hartanya kembali tergerus jika tidak melakukan inovasi.
Suluh Wicaksono, Analis Millenium Penata Futures menyatakan harga komoditas perkebunan, pertambangan, dan minyak mentah diperkirakan belum akan membaik setidaknya di awal tahun depan.
“Secara keseluruhan kecenderungannya turun, perkebunan belum terlihat membaik di akhir tahun ini dan awal tahun depan,” kata Suluh saat dihubungi, Kamis (3/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suluh menyatakan bahwa merosotnya harga komoditas sepanjang tahun ini disebabkan oleh faktor rendahnya permintaan pasar dan kemarau panjang yang membuat patokan harga sawit di bursa Malaysia menjadi sangat rendah.
“Permintaan sawit dan kakao tidak juga tinggi meskipun berbagai upaya sudah dilakukan. Pemerintah sudah memasukkan seluruh transaksi ke bursa komoditas Indonesia, sudah juga ditransaksikan di bursa Jakarta,” ujar Suluh.
Sementara, rendahnya harga emas dunia disebabkan oleh penyataan Bank Sentral Amerika Serikat yang akan menaikkan suku bunga. Akibatnya permintaan emas dunia menjadi turun dan berdampak pada harga.
“Penyebabnya karena sebagian besar bank sentral melepas cadangan devisa emas, masuknya yuan dalam keranjang
Special Drawing Rights (SDR), juga pengalihan
safe haven emas ke surat utang atau instrumen utang juga berdampak pada harga emas,” lanjutnya.
Perbaikan Harga SawitHal senada disampaikan oleh Ariston Tjendra, Kepala Riset Monex Investindo Fetures (MIF) yang menyatakan bahwa harga komoditas minyak mentah dan emas diyakininya masih rendah tahun depan. Namun, ia optimistis harga sawit dan produk turunannya akan membaik.
“Sawit kemungkinan naik, karena el Nino dan implementasi kebijakan pemerintah terkait biodiesel,” ujar Ariston.
Analis DBS Vickers Securities Ben Santoso berharap jika perbaikan harga sawit dibarengi dengan penguatan nilai tukar rupiah, maka kombinasi tersebut diyakini bakal meningkatkan lagi kekayaan para taipan yang mengandalkan pemasukan dari berjualan sawit tahun depan.
(gen)