Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserves membahas kemungkinan menaikkan suku bunga acuan dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 15-16 Desember mendatang mendapat perhatian serius pemerintah.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan sinyal kuat yang diembuskan Gubernur The Fed Janet Louise Yellen bahwa FOMC akan menaikkan suku bunga dari angka 0-0,25 persen dalam pidatonya di Washington kemarin, membuat Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan memimpin rapat terbatas (ratas) nanti siang.
“Di sela ratas nanti akan ada pembahasan antara Presiden dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tentang paket kebijakan berikutnya,” kata Pramono di Istana Kepresidenan, Jumat (4/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Sekretaris Jenderal PDIP memastikan fokus pertemuan tersebut adalah untuk mematangkan paket kebijakan yang diharapkan dapat menstimulasi, memudahkan, dan juga mengantisipasi jika The Fed jadi menaikkan suku bunga.
“Sehingga kita sudah siap baik dari segi efisiensi, segi produktivitas, dan juga kemudahan bagi dunia usaha,” jelas Pramono.
Sebelumnya, Janet Yellen memperkuat sinyal bakal merealisasikan penaikan suku bunga dari angka 0,25 persen pada Desember 2015. Bahkan ia menyatakan jika The Fed menaikkan suku bunga, hal tersebut menjadi bukti dan prospek atas pemulihan ekonomi negeri Barrack Obama pada 2016 mendatang.
Dalam sambutannya di Economic Club of Washington, Yellen mengungkapkan keyakinannya pada ekonomi AS, ia menyebut pertumbuhan tenaga kerja sampai Oktober jauh lebih baik meski belum pada titik kekuatan penuh.
Yellen juga membagi pandangannya mengenai hambatan pada pertumbuhan ekonomi AS, rendahnya inflasi akibat pelemahan ekonomi global, dan penurunan harga komoditas yang diprediksi masih akan moderat hingga tahun depan. Kendati demikian, menurutnya tingkat konsumsi masyarakat AS akan cenderung menguat.
"Ketika Komite The Fed mulai menormalkan kebijakan moneter, hal tersebut akan menjadi bukti seberapa jauh dan kuat ekonomi kita," kata Yellen, kemarin.
Investor sudah bertaruh Fed akan menaikan tingkat bunga acuan bulan ini dari kisaran nol hingga 0,25 persen di mana angka tersebut telah lama bertahan sejak 2008. Para ekonom juga melihat bahwa ada kesempatan yang kuat dari kenaikan suku bunga pada bulan ini.
Bahas DNISelain membahas mengenai paket kebijakan ekonomi yang akan diterbitkan pemerintah, Pramono mengatakan ratas juga akan membahas mengenai usulan daftar negatif investasi (DNI) yang sudah ditampung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dari sejumlah kementerian/lembaga terkait.
“Akan dibahas mengapa banyak usulan sampai 51 persen porsi asingnya, kenapa tidak tetap dijaga dan mayoritas kontrol tetap oleh investor Indonesia. Itu salah satu hal yang dibicarakan,” jelas Pramono.
(gen)