Bogor, CNN Indonesia -- PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mewacanakan ekspor mobil perdananya menyambut Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dimulai pada akhir 2015.
Rencana tersebut saat ini masih didiskusikan oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Isuzu itu dengan prinsipal utamanya Isuzu Motors Ltd.
Kendati demikian, Direktur Pemasaran IAMI, Ernando Demily mengatakan kalau ekspor ini belum akan dilaksanakan dalam waktu dekat karena kedua pihak masih mengkaji berbagai hal, antara lain target negara tujuan dan jenis kendaraan yang akan diekspor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ingin kontribusi lebih secara
worldwide, terlebih adanya MEA ini sebenarnya kita ada potensi ke Vietnam, Filipina, dan Kamboja yang negaranya sedang berkembang. Karena potensi pasarnya luas, kita bisa ciptakan skala ekonomi (
economies of scale) yang tinggi, makanya kita berani ekspor," ujar Ernando, Jumat (4/12).
Intinya, Ernando mengatakan pabrikan Isuzu lokal akan mengekspor kendaraan komersial (
commercial vehicle/CV) meski belum tahu jenisnya. Pasalnya, kendaraan komersial memiliki kegunaan yang luas dan bisa diatur sesuai dengan kebutuhan sektor usaha yang membutuhkan.
Di Indonesia, Isuzu memiliki 62 varian yang berada di segmen
Low Commercial Vehicle (LCV) dan CV. Bahkan untuk sektor logistik saja, Ernando mengatakan kalau sudah terdapat 20 varian CV yang berbeda.
"Angka itu masih biasa saja. Bayangkan dii pabrik Fujisawa, Jepang, bisa lebih dari 1.000 varian kendaraan komersial diproduksi. Maka dari itu harus clear akan target, negara mana yang dituju, dan kebutuhannya seperti apa. Penggunaan kendaraan komersial tiap negara kan beda-beda," jelasnya.
Ernando menambahkan, niat Isuzu untuk ekspor kendaraan sebenarnya sudah dimulai ketika mengoperasikan pabrik baru di Karawang, Jawa Barat pada Januari 2015. Ia mengatakan kalau pabrik itu sengaja dibangun karena ada potensi Indonesia akan dijadikan basis ekspor oleh prinsipal.
Sebagai informasi, pabrik di Karawang memiliki kapasitas 52 ribu unit mobil per tahun dan bisa diekspansi sampai 80 ribu unit per tahun yang diharapkan tercapai di tahun 2020. Untuk membangun pabrik seluas 300 ribu meter persegi itu, perusahaan sampai harus merogoh Rp 1,7 triliun.
"Indonesia merupakan salah satu lokasi terpenting bagi Isuzu. Memang arah menuju ekspor sedang finalisasi dan kami harap keputusannya akan keluar di akhir tahun ini," tuturnya.
Untuk kinerja penjualan di dalam negeri, Isuzu telah menjual 15.858 unit mobil antara Januari hingga Oktober 2015. Angka itu mengambil porsi 1,86 persen dari total penjualan mobil nasional sebesar 853.008 di periode yang sama.
(ags)